Gerangan apa yang membuat bang Katamsi sepertinya enggan membuka laptop kesayangannya itu. Tak biasanya orang superior ini abses ditiap medan perang silat kosakata. Atau mungkin muncul penyakit baru yang dialaminya; jari-jarinya yang luwes dan lincah itu, jadi keram dan berkeringat setelah berjam-jam matanya hanya memelototi layar monitor. Boleh jadi juga, dia mulai memainkan perang muslihatnya; menunggu lawannya lengah dan seketika hanya mengeluarkan satu gerakan saja untuk menjatuhkan lawan setelah membaca jurus-jurus petarung barunya.
Agaknya tipu muslihat ini mulai membuahkan hasil. Saya sudah mulai lelah dan hilang semangat mengajak duel dengan orang yang disebut-sebut ‘Katamsi mo dilawang’ ini sama sekali tidak menyambut tantangan saya. Mungkin saja dia yang juga tengah asyik-asyiknya hanyut berpesta-pora atas kemenangan duet Tatong Bara-Jainudin Damopolii-karena dia juga punya andil didivisi propaganda- hanya berucap: ‘Ah, cuma dia mo diladeni’. Namun letih ini kemudian berangsur sirna malah tersulut membara kembali manakala pesan dari kawan-kawan dan orang-orang yang juga mengenal KG-meski hanya via pesan pendek atau BlackBerry Messenger (BBM)- memberikan dukungan atas sikap saya ini.
Apa pun sikap tidak gantle, chicken (sebutan orang bule buat orang pengecut), ora wani, atau serumpunnya yang saya tempelkan kejidat bang Katamsi Ginano, tidak akan menyurutkan niat duel yang saya deklarasikan sepihak. Dan saya sarankan, bang Katamsi segera keluar dari persembunyian; munculah sebagai orang yang biasa tampil dengan gagah berani- menyapu bersih siapa saja yang menghalangi jalan pemikiran KG- sebelum watak kemunafikan bang Katamsi terungkap.
Saya coba beri pejaran pertama, bagaimana mengkritisi Tatong Bara mengawali kepemimpinannya. Cermati ini baik-baik.
Dan sementara saya kesampingkan Djelantik Mokodompit. Saya tidak perlu panjang lebar lagi disini karena KG sudah melengkapi kekalahan dan penderitaannya. ‘…Syet deh…jago loh.!’
Peringatan tegas lebih awal saya tujukan kepada Tatong Bara yang alasannya semua orang tahu, TB punya potensi lebih berbahaya dari pemimpin pendahulunya.
Saya tidak begitu khawatir Jainudin Damopolii yang jadi pasangannya selama lima tahun kedepan. Saya yakin, Jainudin akan bersikap nerimo (jawa artinya pasrah) apapun yang menjadi kebijakan Tatong Bara. Latar belakang birokrat senior berpangkat sang Jenderal Pemekaran ini tidak akan punya birahi lagi untuk menyaingi Tatong Bara. Saya pikir-pikir ini juga yang dijadikan alasan tersembunyi Tatong Bara memilih Jainudin jadi pasangannya.
Kita semua pasti bersepakat, siapa pun yang memilih pasangan TB-Djadi, tidak menginginkan kesewenangan yang dilakukan Djelantik Mokodompit terulang kembali. Kalian dipilih oleh rakyat bukan untuk membalas rasa sakit hati atas korban politik Djelantik Mokodompit. Tapi rakyat memberikan kesempatan kepada TB-Djadi untuk menjawab impian bahwa inilah Kotamobagu yang jadi harapan seluruh rakyat KK.
Kecuali mungkin bagi orang-orang dekat sekitar Tatong Bara yang dulunya bersama DJM kemudian berpaling karena kecewa dicopot dari jabatan dan sebagainya. Orang-orang seperti ini yang akan membisik telinga TB melakukan pembalasan. Sebab saya menilai keterpilihan TB-Djadi ini dihasilkan dari kiat dan upaya membangun kubu-kubu semasa duet Djelantik-Tatong.
Terlepas dari segala cara pemenangan hingga melibatkan pejabat-pejabat dari propinsi, TB harus sedapat mungkin fokus dan bekerja lebih keras membuktikan janji yang dikampanyekan. Menaggalkan apa saja yang berbau balas dendam atau berdalih penyegaran struktural di Satuan Kerja Perangkat Daerah padahal nyata-nyatanya pelapiasan amarah dendam kesumat semata. Buktikan kapabilitas pejabat dengan target capaian kinerja tertentu. Bagi yang tidak mampu silahkan mundur, siapa pun dia. TB-Djadi harus mampu menunjukkan kepada rakyatnya: ‘Begini lho cara memimpin yang sehat’. Itulah yang selama ini diidamkan oleh warga KK.
Ditahun pertama kepemimpinannya, TB-DJadi mampu menunjukkan realiasi programnya secara terukur. Selanjutnya ditahun kedua, ketiga hingga akhir masa periode. Bila tahun pertama dan kedua saja duet TB-Djadi dirasakan rakyat banyak faedahnya ketimbang mudaratnya, mulai saat itu rakyat tidak menyesal memilih TB-Djadi. Bahkan pendukung yang bersebelahan saat Pilwako KK dengan sendirinya men-supprot TB-Djadi. Ini tidak sulit bila kalian sebagai panutan punya hati yang lapang.
Namun sebaliknya, harapan ini sama sekali tidak tercermin dalam kepemimpinan TB-Djadi: yang terjadi adalah kesengsaraan, kegaduhan sistim kepemerintahan dan sosial masyarakat, maka saya orang pertama di KK yang lebih awal menyebut TB-Djadi adalah produk sampah yang sama sekali tidak berguna hasil olah kepempimpinan sebelumnya. Tidak bisa didaur ulang: dikubur dalam tanah adalah satu-satunya cara agar tidak mengotori kota ini.
*****
Alangkah bijaknya bagi sosok sehebat bang Katamsi bisa memberikan kontribusi positif kepada TB-Djadi ketimbang mencela orang yang sudah-sudah. Bersama mengawal dan mengkritisi pemimpin baru ini jangan sampai menyengsarakan dan membuat gundah rakyatnya.
Jangan saking sudah merasa mendewanya bang KG yang mulai mengangkasa, sorot sana-babat sini seolah yang paling berkuasa diatas dunia, dan dengan segenap kekuatan saya coba tarik kaki bang KG hingga wajahnya terjerembab ke bumi lalu berucap di depan hidungnya: ‘Woi, bang! Ente masih manusia..’
(Faisal Manoppo warga Mogolaing)
Ha…ha…
Lucu sekali anda saudaraq faisal manoppo
Djelas lah bro, mana mau dia ladenin orang kayak kamu.buang waktu ajdza…
Pigi jo pa depe rmh kong minta dp nmr/PIN BB kong hubungi jo langsung pa dia, gitzu aja koq reportz…
Orang macam ngana ini bukan saingannya bang KG….. LUCU NGANA NOOO…..!!!!!
Faisal manoppo, ente nda kelas deng kathamsi. Klo mo uji coba lia sapa yg lebe banya balia ngana p blog atau kathamsi p blog.
Faisal manoppo …
Ha…ha…
Siapa sih loe ???
kesombongan sangat terlihat kepada orang yang mengatakan “kamu bukan saingan saya”…..
manusia ini bro”. banyak salah dan hilaf….
ana salut sama anda faisal…
Faisal maklum saja KG kan masi keturunan dari tentara bayaran yang di kirim ke aceh membasmi sesama saudara kita.. hehehhehe
for faisal tetap semangat menghadapi tukang kritik kelas kampung yang hanya berani mengkritisi bolmong raya tetapi takut mengkritisi diskriminasi pemerintah provinsi untuk BMR maju brooo…
Setiap orang itu ada baik dan buruknya, lebih dan kurangnya.
So biarlah publik yg menilai…