Jual nama Presiden RI Bapak Prabowo Subianto, bukti kandidat miskin gagasan dan takut tampil mandiri, lucu dan sangat menggelikan.
Ada saja beberapa kandidat calon kepala daerah yang setiap kali bicara tak pernah lupa membawa-bawa nama Bapak Prabowo Subianto.
Seolah-olah nama itu adalah ramuan ajaib yang bisa langsung membuat mereka terlihat kompeten dan pantas memimpin.
Padahal masyarakat mengetahui nahwa Prabowo Subianto baru dilantik, dan tidak ikut campur tangan atau mengintervensi pemilihan kepala daerah.
Tiap kali menyebut Bapak Prabowo Subianto, mereka tampak yakin masyarakat akan langsung terkagum-kagum, tanpa perlu mempertanyakan rekam jejak atau gagasan mereka sendiri.
Sungguh ironis, karena dibalik penampilan penuh kepercayaan diri itu, terlihat betul mereka sebenarnya nanya bertumpu pada nama besar, bukan pada substansi program atau visi misi yang jelas.
Kandidat seperti ini tidak ubahnya seperti tukang obat di pasar malam yang memanfaatkan nama terkenal agar jualannya laku.
Alih-alih semakin dipercaya, trik murahan ini justru membuat mereka terlihat miskin ide dan minim kompetensi.
Setiap kali mereka berbicara, bukannya menawarkan solusi konkrit atau gagasan briliant yang muncul. Justru sekedar pengulangan slogan kosong dengan satu kata kunci Bapak Prabowo Subianto.
Bukankah lebih bijak, jika mereka menunjukkan kapasitas kepemimpinan yang nyata. Dan bukan sekedar berlindung di balik bayang-bayang nama Bapak Prabowo Subianto.
Masyarakat tidak bisa bibohongi hanya dengan embel-embel koneksi.
Provinsi Sulawesi Utara butuh pemimpin yang bisa memberi bukti nyata, begitu juga dengan 15 kabupaten dan kota. Bukan skedar merapal nama Prabowo Subianto untuk meraih simpati.
Jika kandidat ini benar-benar memiliki sesuatu yang bisa ditawarkan, mengapa mereka tidak memaparkannya?.
Mengapa setiap kali kampanye, alih-alih berbicara tentang rencana konkrit, atau solusi untuk permasalahan Provinsi Sulut. Serta permasalahan di 15 kabupaten dan kota. Tapi mereka hanya mengandalkan cerita tentang kedekatan dengan Bapak Prabowo Subianto.
Cara ini tidak hanya menandakan minimnya inovasi. Tetapi juga mencerminkan betapa mereka tampak kurang percaya diri terhadap kapasitas dan ide mereka sendiri.
Bayangkan jika masyarakat mempercayakan nasib Provinsi Sulut serta 15 kabupaten/kotanya kepada sosok yang sejak awal hanya berani tampil di bawah payung nama orang lain.
Bukankah ini indikasi bahwa mereka bahkan belum siap berdiri sendiri. Apalagi memimpin daerah dengan segala kompleksitasnya.
Pemimpin yang sejati harusnya siap membuktikan kemampuan, dan memberikan solusi bagi masyarakat, bukan sibuk mencari perlindungan dibalik mama besar.
Di mata masyarakat yang bijak, strategi seperti ini justru menunjukkan ketidakseriusan dan sikap yang tidak proaktif.
Rakyat Sulut menginginkan pemimpin yang berani mengambil langkah nyata, begitupun dengan pemimpin masing-masing di 15 kabupaten/kotanya, bukan yang hanya mengandalkan nama-nama besar untuk menyulap perhatian jadi alih-alih memanfaatkan Nlnama besar
Alangkah lebih baik jika kandidat ini mulai menawarkan solusi nyata, dan menghadirkan perubahan yang dirasakan langsung oleh rakyat.
Hanya dengan cara itulah mereka bisa mendapatkan kepercayaan yang tulus. Bukan dengan jampi-jampi atau ilusi kedekatan dengan tokoh terkenal.
Jangan coreng nama naik Presiden Prabowo Subianto.
Presiden Prabowo Subianto adalah milik seluruh rakyat Indonesia.
Salam hormat dari Anak Petani, untuk Presiden Prabowo Subianto, semoga sehat terus dalam Menjalankan Roda Pemerintahan.
Penulis Muhammad Ridwan Mamonto