TOTABUAN.CO — Candi Siwa di kompleks candi Prambanan kembali dibuka untuk umum setelah ditutup sejak 2006 karena rusak akibat gempa, Rabu (05/11). Pada saat itu, candi Siwa yang sudah pernah direnovasi oleh pemerintahan Belanda tersebut mengalami kerusakan hampir 60 persen akibat guncangan gempa.
Menurut Kepala Seksi Perlindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan, Balai Perlindungan Cagar Budaya (BPCB) DIY, Wahyu Astuti, sebenarnya candi Siwa sudah dibuka pada 2013 lalu. Saat itu menurut Wahyu, banyak pendapat dari para ahli yang mengatakan berbahaya untuk pengunjung karena itu candi Siwa dibuka namun hanya terbatas.
“Dulu sempat dibuka, tapi karena masih dianggap berbahaya di dalamnya, hanya terbatas saja untuk 50 orang, kalau untuk kerusakan tidak beraturan ada di dinding, tugu, atap dan ambang pintu,” kata Wahyu saat menghadiri pembukaan candi Siwa, Rabu (05/11).
Setelah melalui proses penelitian dan pemetaan, pada tahun 2014 diputuskan untuk dilakukan konsolidasi terhadap candi Siwa. Konsolidasi yang dimaksud yaitu penguatan bangunan dengan menyuntikan bahan perekat pada sejumlah retakan dan celah pada candi.
“Kami mulanya ingin membongkar, tapi dulu zaman Belanda pernah direhabilitasi dengan disemen, jadi kalau dibongkar tidak mungkin, setelah diteliti dan dipetakan, baru kemudian diputuskan untuk melakukan konsolidasi dengan campuran pasir, kapur dan zeolit,” jelasnya.
Hal tersebut dibenarkan oleh Dirjen Kebudayaan, Kacung Marijan. Menurutnya penyebab lamanya proses karena banyak perdebatan di antara para ahli terkait metodologi pemugaran candi Siwa. Marijan pun berharap setelah dibuka kembali, candi Siwa bisa kembali menjadi tujuan wisatawan.
“Kepada pengunjung tetap harus berhati-hati, ke depan perlu penelitian berapa sebenarnya standar candi Siwa bisa dikunjungi orang dalam sekali waktu, supaya candi aman dan pengunjung aman,” tambahnya.
Secara resmi pembukaan candi Siwa ditandai dengan pemotongan pita oleh Kacung Marijan. Konsolidasi candi Siwa ini sendiri menghabiskan dana 1,2 miliar.
sumber : merdeka.com