TOTABUAN.CO — Kepala Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Jawa Tengah, Teguh Dwi Paryono, menyatakan longsor di Banjarnegara semestinya bisa dikurangi apabila warga setempat memperhatikan proses pengalihan aliran air.
“Ada teknologi mengurangi longsor. Selama proses pengalihan air permukaan berlangsung dengan baik, kemungkinan longsor akan kecil,” kata Teguh kepada Okezone di Semarang, Sabtu (13/12/2014).
Menurut Teguh, longsor di Banjarnegara terjadi karena infiltrasi air hujan begitu tinggi, sementara di sisi lain aliran larian air tidak tertata dengan baik. “Yang terjadi sekarang infiltrasi air hujan begitu besarnya, tapi kemudian aliran air yang masuk tidak tertata dengan baik,” terang Teguh.
Teguh menjelaskan warga yang membangun pemukiman di tebing-tebing rawan longsor harus memastikan sudah membuat saluran pembuangan air tertutup. “Saluran pembuangan air itu harus ditata dengan baik, yang pasti harus kedap air. Jadi jangan dibuat saluran air yang terbuka. Itu justru akan membuat beban terhadap kejenuhan air,” tegas Teguh.
Seperti diberitakan, puluhan pemukiman warga Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, tertimbun material longsor kemarin sore. Peristiwa itu menyebabkan 12 orang ditemukan meninggal, 15 luka-luka, dan diperkirakan 97 hilang diduga tertimbun.
sumber : okezone.com