TOTABUAN.CO — Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Lokon di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), tidak memengaruhi Gunung Mahawu yang terletak beberapa kilometer ke arah timur Kota Tomohon.
“Masing-masing gunung (Lokon dan Mahawu) memiliki kantong magma sendiri sehingga tidak saling memengaruhi. Itu kita bisa lihat ketika Gunung Lokon meletus, namun tidak demikian dengan Gunung Mahawu,” kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Farid Ruskanda Bina, di Tomohon, Senin (9/3).
Farid mengatakan, status Gunung Mahawu saat ini aktif normal pada level I, sementara Gunung Lokon siaga pada level III, sehingga dengan status seperti ini, Mahawu mash terbuka untuk aktivitas pendakian, dan tidak demikian dengan Lokon yang dinyatakan tertutup.
Karena itu, kata dia, radius bahaya yang telah direkomendasikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung sejauh 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan, Gunung Lokon dipatuhi untuk menghindari jatuhnya korban jiwa.
“Aktivitas vulkanik yang fluktuatif seperti sekarang ini tidak menutup kemungkinan terjadinya letusan. Apalagi sejak Jumat pekan lalu terjadi peningkatan aktivitas kegempaan. Paling aman adalah tidak memasuki radius bahaya yang ditentukan,” ajaknya.
Pada hari ini pukul 00.00-06.00 Wita, pos pengamatan merekam terjadi dua kali gempa vulkanik dalam, 10 kali gempa vulkanik dangkal serta tiga kali gempa embusan.
Sementara di enam jam berikutnya pukul 06.00-12.00 Wita terekam dua kali gempa vulkanik dalam dan empat kali gempa vulkanik dangkal.
“Rata-rata kegempaan sejak dinyatakan mengalami peningkatan pada pekan lalu di atas batas normal yaitu tiga sampai lima kali dalam satu hari. Hal ini mengindikasikan aktivitas vulkanik Gunung Lokon masih tinggi dan warga harus tetap bersiaga,” ungkapnya.
Gunung Lokon terakhir bererupsi pada 13 September 2014, dan pascaletusan membentuk beberapa kawah baru dengan diameter variatif di rekahan sepanjang 200 meter ke arah barat kawah.
sumber : beritasatu.com