• Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
Kamis, Juli 24, 2025
  • Login
totabuan.co
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport
No Result
View All Result
totabuan.co
No Result
View All Result
Home Nasional

Musim hujan, Gunung Merapi berpotensi meletus freatik

Redaksi by Redaksi
15 November 2014
in Nasional
0
Musim hujan, Gunung Merapi berpotensi meletus freatik
0
SHARES
17
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

TOTABUAN.CO — Hujan deras yang mengguyur Yogyakarta selama sepekan terakhir tidak hanya berdampak secara sosial atau ketataruangan saja. Hujan deras juga membuat Gunung Merapi berpotensi meletus freatik (embusan asap dan material yang dibawa hanya material sisa erupsi, bukan magma) seperti yang terjadi tahun lalu.

Kasi Gunung Merapi, Agus Budi Santosa, mengatakan potensi letusan tidak hanya dipengaruhi oleh hujan semata.

“Potensi letusan freatik tetap ada. Tidak hanya dipengaruhi hujan namun juga keberadaan air lainnya di sekitar. Kami akan pasang alat pemantau deformasi di puncak Merapi,” ujarnya, Sabtu (15/11) saat dikonfirmasi hasil rapat koordinasi penanggulangan bencana.

Letusan freatik sendiri tergolong baru. Diketahui baru tahun lalu Merapi meletus secara freatik. Erupsi ini terjadi karena adanya interaksi air tanah dengan magma panas. Keduanya berpadu dengan tekanan tinggi. Ketinggian semburan asap bergantung pada besarnya tekanan.

Sementara itu erupsi Gunung Merapi yang cukup besar pada 2010 sendiri masih menyisakan material cukup banyak. Tercatat sekitar 40 juta meter kubik juga berpotensi menjadi lahar hujan. Kendati demikian Agus meminta agar warga di sekitar Merapi tidak perlu panik.

“Material perlahan sudah lebih padat. Dari pengalaman tahun lalu hujan dengan intensitas 40 mili meter per jam belum mampu meruntuhkan material menjadi banjir lahar hujan. Warga jangan panik, tapi tetap waspada,” tuturnya.

Untuk menanggulangi segala kemungkinan, pihaknya akan menyiapkan puluhan stasiun pemantau resiko di Gunung Merapi. Sebanyak 44 stasiun tersebut meliputi 14 CCTV, 12 stasiun pencatat seismik, dan 18 stasiun pemantau hujan. “Kami akan pasang secepatnya,” ujarnya.Hujan deras yang mengguyur Yogyakarta selama sepekan terakhir tidak hanya berdampak secara sosial atau ketataruangan saja. Hujan deras juga membuat Gunung Merapi berpotensi meletus freatik (embusan asap dan material yang dibawa hanya material sisa erupsi, bukan magma) seperti yang terjadi tahun lalu.

Kasi Gunung Merapi, Agus Budi Santosa, mengatakan potensi letusan tidak hanya dipengaruhi oleh hujan semata.

“Potensi letusan freatik tetap ada. Tidak hanya dipengaruhi hujan namun juga keberadaan air lainnya di sekitar. Kami akan pasang alat pemantau deformasi di puncak Merapi,” ujarnya, Sabtu (15/11) saat dikonfirmasi hasil rapat koordinasi penanggulangan bencana.

Letusan freatik sendiri tergolong baru. Diketahui baru tahun lalu Merapi meletus secara freatik. Erupsi ini terjadi karena adanya interaksi air tanah dengan magma panas. Keduanya berpadu dengan tekanan tinggi. Ketinggian semburan asap bergantung pada besarnya tekanan.

Sementara itu erupsi Gunung Merapi yang cukup besar pada 2010 sendiri masih menyisakan material cukup banyak. Tercatat sekitar 40 juta meter kubik juga berpotensi menjadi lahar hujan. Kendati demikian Agus meminta agar warga di sekitar Merapi tidak perlu panik.

“Material perlahan sudah lebih padat. Dari pengalaman tahun lalu hujan dengan intensitas 40 mili meter per jam belum mampu meruntuhkan material menjadi banjir lahar hujan. Warga jangan panik, tapi tetap waspada,” tuturnya.

Untuk menanggulangi segala kemungkinan, pihaknya akan menyiapkan puluhan stasiun pemantau resiko di Gunung Merapi. Sebanyak 44 stasiun tersebut meliputi 14 CCTV, 12 stasiun pencatat seismik, dan 18 stasiun pemantau hujan. “Kami akan pasang secepatnya,” ujarnya.Hujan deras yang mengguyur Yogyakarta selama sepekan terakhir tidak hanya berdampak secara sosial atau ketataruangan saja. Hujan deras juga membuat Gunung Merapi berpotensi meletus freatik (embusan asap dan material yang dibawa hanya material sisa erupsi, bukan magma) seperti yang terjadi tahun lalu.

Kasi Gunung Merapi, Agus Budi Santosa, mengatakan potensi letusan tidak hanya dipengaruhi oleh hujan semata.

“Potensi letusan freatik tetap ada. Tidak hanya dipengaruhi hujan namun juga keberadaan air lainnya di sekitar. Kami akan pasang alat pemantau deformasi di puncak Merapi,” ujarnya, Sabtu (15/11) saat dikonfirmasi hasil rapat koordinasi penanggulangan bencana.

Letusan freatik sendiri tergolong baru. Diketahui baru tahun lalu Merapi meletus secara freatik. Erupsi ini terjadi karena adanya interaksi air tanah dengan magma panas. Keduanya berpadu dengan tekanan tinggi. Ketinggian semburan asap bergantung pada besarnya tekanan.

Sementara itu erupsi Gunung Merapi yang cukup besar pada 2010 sendiri masih menyisakan material cukup banyak. Tercatat sekitar 40 juta meter kubik juga berpotensi menjadi lahar hujan. Kendati demikian Agus meminta agar warga di sekitar Merapi tidak perlu panik.

“Material perlahan sudah lebih padat. Dari pengalaman tahun lalu hujan dengan intensitas 40 mili meter per jam belum mampu meruntuhkan material menjadi banjir lahar hujan. Warga jangan panik, tapi tetap waspada,” tuturnya.

Untuk menanggulangi segala kemungkinan, pihaknya akan menyiapkan puluhan stasiun pemantau resiko di Gunung Merapi. Sebanyak 44 stasiun tersebut meliputi 14 CCTV, 12 stasiun pencatat seismik, dan 18 stasiun pemantau hujan. “Kami akan pasang secepatnya,” ujarnya.

sumber : merdeka.com

Tags: texs
Previous Post

Bocah 5 Tahun Jadi Pakar Microsoft Termuda di Dunia

Next Post

Ternyata kopi bisa cegah penyakit terkait obesitas

Next Post
Ternyata kopi bisa cegah penyakit terkait obesitas

Ternyata kopi bisa cegah penyakit terkait obesitas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

BERITA TERKINI

Ini Penegasan Sekda Bolmong Pasca Penyerahan SK Plt Dirut PDAM
Bolmong

Ini Penegasan Sekda Bolmong Pasca Penyerahan SK Plt Dirut PDAM

by Redaksi
24 Juli 2025
0

TOTABUAN.CO BOLMONG -- Jabatan Direktur utama PDAM Bolaang Mongondow (Bolmong) kini berganti. Jabatan yang sebelumnya dipercayakan kepada Herman Kembuan, kini...

Read moreDetails
Dirut PDAM Bolmong Diganti. Yusra Tunjuk Rudi Mokoagow Plt

Dirut PDAM Bolmong Diganti. Yusra Tunjuk Rudi Mokoagow Plt

24 Juli 2025
Demo Warga Otam, Desak Sangadi Mundur dari Jabatan

Demo Warga Otam, Desak Sangadi Mundur dari Jabatan

23 Juli 2025
Lansia 75 Tahun di Bolmong Ditemukan Terlantar

Lansia 75 Tahun di Bolmong Ditemukan Terlantar

23 Juli 2025
Imigrasi Kotamobagu: Soal RPTKA itu Kewenangan Disnaker

Imigrasi Kotamobagu: Soal RPTKA itu Kewenangan Disnaker

22 Juli 2025
totabuan.co

© 2019 TOTABUAN.CO by PMTech.

TENTANG TOTABUAN.CO

  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

IKUTI KAMI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport

© 2019 TOTABUAN.CO by PMTech.