TOTABUAN.CO — Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) mengharapkan masyarakat di lereng Gunung Merapi mendukung upaya pemulihan ekosistem hutan yang salah satunya rusak akibat letusan pada 2010.
“Masyarakat boleh masuk ke hutan TNGM dan mengambil rumput untuk pakan ternak. Namun harus tetap menjaga ekosistem yang ada,” kata koordinator pengendali ekosistem hutan TNGM Asep Nia Kurnia di Sleman, Yogyakarta, Sabtu (14/2).
Menurut dia, masyarakat diminta tidak memotong tanaman asli habitat Merapi yang sedang tumbuh maupun yang ditanam untuk reboisasi.
“Ekosistem hutan lereng Gunung Merapi beragam, ada tanaman dan ada satwa, tanaman ada yang berupa pohon besar dan satwa ada juga yang buas,” katanya.
Ekosistem tersebut merupakan satu mata rantai yang tidak bisa diputuskan. Seperti pohon menghasilkan buah untuk makanan monyet dan monyet dibutuhkan untuk makanan macan tutul.
“Jika satu mata rantai itu putus maka akan ada gangguan. Misalnya tanaman tidak menghasilkan buah, maka monyet akan turun menyerang ladang warga atau populasinya berkurang,” katanya.
Setelah Gunung Merapi meletus pada 2010, kata dia, TNGM berupaya memulihkan ekosistem dengan ekologi asli Merapi.
Pepohonan lokal yang ditanam untuk pemulihan, yaitu jenis puspa, duwet, salam, dan lainnya.
sumber : beritasatu.com