• Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
Senin, Juni 16, 2025
  • Login
totabuan.co
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport
No Result
View All Result
totabuan.co
No Result
View All Result
Home Nasional

Ketika Wartawan Dibunuh dan Diberangus Penguasa Lalim

Redaksi by Redaksi
13 Januari 2015
in Nasional
0
Ketika Wartawan Dibunuh dan Diberangus Penguasa Lalim
0
SHARES
31
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

TOTABUAN.CO — Pembantaian di Maguindanao pada 2009 selalu muncul setiap kali membahas kekerasan terhadap wartawan di Filipina. Pada 23 November lima tahun yang lalu, 58 warga sipil, di antaranya 32 personel media, dibantai di daerah terpencil dari Selatan Filipina.

Pembantaian tersebut merupakan serangan terburuk yang pernah terjadi terhadap wartawan di Filipina. Pengamat menilai pembunuhan itu merupakan hal di luar keumuman (outlier), karena wartawan tidak benar-benar menjadi sasaran penyergapan namun “collateral damage” yang malang. Mereka juga dibunuh secara bersamaan dalam satu rombongan.

Sebagaimana informasi yang saya peroleh, pembunuhan terhadap wartawan yang umum terjadi di Filipina seperti yang terjadi pada Nestor Bedolido, yaitu wartawan terlebih dulu dijadikan target, kemudian ditembak mati.

Pada saat pembunuhan Nestor itu, Digos sebelumnya sudah menjadi saksi dua pembunuhan terhadap jurnalis yang kemudian dianggap sebagai pembunuhan yang terkait dengan pekerjaannya. Dominador Bentulan ditembak mati pada 1998 dan Armando Pace pada 2006, keduanya adalah penyiar radio.

Nestor Bedolido adalah seorang praktisi persuratkabaran. Pada saat kematiannya di usia 50, Nestor merupakan penerbit Mt. Apo Current sekaligus konsultan editorial dan kolumnis tabloid mingguan Kastigador. Sebelumnya, dia adalah redaktur majalah mingguan Digos Times.

Namun, polisi di Davao del Sur memberitahu CMFR bahwa Nestor bukanlah praktisi jurnalis. Nampaknya, hal ini karena Mt. Apo Current dikaitkan dengan politisi lokal Claude Bautista. Nestor juga bekerja sebagai seorang public relation selama pemilihan umum di tingkat lokal.

Sementara itu, Digos Times ternyata dimiliki oleh Douglas Cagas, yang saat itu merupakan gubernur pertahanan. Di mata polisi, Nestor hanyalah seorang “propagandist”.

Namun para praktisi media di Davao del Sur memiliki sikap yang berbeda. Salah satu di antaranya adalah mantan rekan Nestor di Kastigador yang mengatakan bahwa sang redaktur editor terbunuh memang bekerja untuk kampanye Bautista dalam Pemilu 2010.

Menurutnya, kematian Nestor bisa ditelusuri ke paparan kritis yang dia lakukan terhadap “politisi lokal”.

Alan Nawal, kepala biro nasional Philippine Daily Inquirer, di Kota Davao, ketika saya wawancarai di kota ini juga mengatakan: “Bagi saya sendiri, Nestor tewas karena tulisannya. Selama bekerja di Kastigador, dia mulai menulis arikel yang kritis terhadap Cagas. Setiap kali Kastigador tampil dengan isu, Anda bisa yakin salah satu artikel tulisan dia mengenai Cagas.”

Bahwa Nestor memiliki banyak kisah kebusukan Cagas tidaklah mengherankan, karena dia sebelumnya pernah bekerja di Digos Times, kata Nawal. Adapun kemungkinan bahwa serangan Nestor terhadap Cagas telah dihasut oleh Bautista, saingan Cagas.

Nawal berkomentar, “Tidak ada yang bisa membuktikan, dan hanya Nestor bisa mengatakan bahwa pada waktu itu dia bekerja untuk Bautista. Tidak ada jejak di atas kertas, dan dia tidak menandatangani apa pun yang menunjukkan bahwa dia menerima sejumlah uang dari Bautista.”

sumber : okezone.com

Tags: texs
Previous Post

Prancis Tetap Dukung Palestina Merdeka

Next Post

Pintu Kabin Rusak, Sriwijaya Air Batal Terbang

Next Post
Pintu Kabin Rusak, Sriwijaya Air Batal Terbang

Pintu Kabin Rusak, Sriwijaya Air Batal Terbang

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

BERITA TERKINI

Kuasa Hukum KUD Perintis Sebut, Aktivitas Penambangan di Jalur Tujuh Ilegal
Bolmong

Kuasa Hukum KUD Perintis Sebut, Aktivitas Penambangan di Jalur Tujuh Ilegal

by Redaksi
15 Juni 2025
0

TOTABUAN.CO BOLMONG -- Kuasa hukum KUD Perintis Muhamad Yudi Lantong mengatakan, aktivitas pertambangan yang yang dilakukan sekelompok orang di konsesi...

Read moreDetails
Ali: Penambangan  di Jalur Tujuh  Legal, Jasman: Kontraknya Sudah Berakhir

Ali: Penambangan di Jalur Tujuh Legal, Jasman: Kontraknya Sudah Berakhir

14 Juni 2025
KUD Perintis Siap Lapor ke Polda Sulut

KUD Perintis Siap Lapor ke Polda Sulut

14 Juni 2025
KUD Perintis Bantah Isu Pengusiran Penambang Lokal

KUD Perintis Bantah Isu Pengusiran Penambang Lokal

14 Juni 2025
Lahan KUD Perintis Dicaplok Penambang Ilegal, APH Diminta Bertindak

Lahan KUD Perintis Dicaplok Penambang Ilegal, APH Diminta Bertindak

14 Juni 2025
totabuan.co

© 2019 TOTABUAN.CO by PMTech.

TENTANG TOTABUAN.CO

  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

IKUTI KAMI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Kotamobagu
    • Bolmong
    • Bolsel
    • Boltim
    • Bolmut
  • Suara Anda
    • Citizen Journalist
    • Opini
    • Foto Totabuan
  • Politik
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Sulut
  • Advertorial
  • Berita Video
  • All Sport

© 2019 TOTABUAN.CO by PMTech.