TOTABUAN.CO – Awal pekan ini, masyarakat kembali dibuat resah dengan beredarnya beras impor yang diduga mengandung plastik (sintesis). Jika dilihat dari sisi kesehatan, konsumsi plastik bisa sangat membahayakan.
Inge Permadi, spesialis gizi klinik dari MRCCC Siloam Hosiptals Semanggi, plastik merupakan salah satu benda asing yang berbahaya untuk dikonsumsi. Bila masuk ke dalam saluran cerna, plastik akan sulit sekali diproses.
“Karena tidak bisa dicerna dan tidak bisa keluar dengan cepat, akibatnya plastik tersebut akan tetap berada di saluran cerna. Ini bisa menyebabkan kelainan atau perubahan sel, dan lama kelamaan bisa menyebabkan kanker,” kata Inge di Senayan City, Jakarta, Selasa (19/5).
Beras yang diduga mengandung plastik ini pertamakali ditemukan Dewi Septiani (29), pedagang nasi uduk dan bubur ayam di Perumahan Mutiara Gading Timur, Kelurahan Mustikajaya, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Menurut pengakuan Dewi, perbedaan dengan beras asli sangat tampak terlihat sebelum dan sesudah beras plastik dimasak. Butiran beras yang diduga plastik berwarna bening, sementara beras asli berwarna bening bercampur putih susu.
“Beras plastik yang dimasak untuk dijadikan bubur, tidak hancur. Padahal memasak beras asli dengan durasi waktu dan ukuran air yang sama, sudah hancur menjadi bubur,” ungkap Dewi, yang mengaku membeli beras tersebut di Pasar Mutiara Gading Timur.
sumber: beritasatu.com