TOTABUAN.CO — Khaerul Amri, lelaki 24 tahun ini menjadi salah satu penjelajah Indonesia Green Expedition 7 Summit bersama Kelompok Unit Kesenian pecinta alam Universitas Negeri Jakarta, Eka Citra (EC). Bermula dari tayangan penjelajah yang ditontonnya sejak kecil, Amri berhasil mendaki gunung terbesar di benua Amerika yaitu Akonkagua di Argentina dekat perbatasan Chili.
Amri menceritakan pengalamannya dengan alam yang dimulai sejak 2005. Saat kelas 1 SMA itu dia bergabung dengan Sispala SMAN 94 Jakarta Barat. Pendakiannya yang pertama adalah pada Desember 2005 ke Geger Bentang, Cibodas.
“Pertama naik ke Geger Bentang. Semua mulanya karena tertarik sama alam bebas, terutama mendaki. Jadi tertarik karena liputan di TV dan dari kecil emang pingin naik gunung,” papar Amri pada merdeka.com di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (4/4).
Sejak saat itu, Amri ketagihan untuk menjelajahi gunung lainnya, meskipun dia tahu bahwa risiko menjadi penjelajah sangatlah besar. “Sampai sekarang, nggak ada pengalaman yang terlalu buruk. Kendalanya juga alhamdulillah nggak ada, selain didana. Karena saya jadi pendaki sudah paham risikonya itu berat,” cerita Amri.
Lelaki kelahiran Brebes, 29 Juni 1991 ini melanjutkan ceritanya menjelajah Argentina bersama dengan temannya, Nur Wahyu dan juga Ali Attaya.
“Alhamdulillah, Eka Citra kasih kesempatan buat saya untuk untuk ikut 7 summit dari 2011. Bermula dari Elbrust, di 2012 untuk Cartens dan Kilimanjaro saya nggak aktif, dan di 2013-2014 saya bisa mendaki gunung Akonkagua, gunung terbesar di Benua Amerika,” papar Amri.
Dia menjelaskan perbedaan gunung Indonesia dan di luar negeri dari pengalamannya, “Bedanya gunung di Indonesia sama di luar itu dari kadar oksigen dan cuaca. Buat antisipasinya kita latihan dulu selama 7 bulan, jogging sama penguatan otot,” tutur Amri.
“Untuk mendaki itu harus tetap utamakan safety procedure. Pastikan persiapan pribadi dan tim juga lengkap. Selain itu, fisik dan materi juga harus siap selai pengetahuan tentang tujuannya,” kata anak kedua dari 3 bersaudara ini.
Baginya, mendaki gunung bukanlah hal yang sederhana. Banyak risiko di alam yang tidak bisa sembarangan dicerna. Berangkat dari hal tersebut, Amri menekankan pentingnya pengetahuan tentang alam dan safety procedur.
“Secara pribadi untuk menangani sesuatu di alam itu harus bijak, nggak boleh panik. Dan harus tahu apa yang boleh dan nggak boleh dilakukan di gunung,” tutup Amri.
sumber : merdeka.com