TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU — Yuliana Batalipu yang merupakan calon legislatif (Caleg) Dapil Kotamobagu Selatan, mengatakan pada era modernisasi saat ini, kiprah perempuan dalam dunia politik tidak bisa dibendung. Bahkan, untuk maju sebagai Caleg pada Pemilu 2019, kaum perempuan harus dapat memahami arti pentingnya keterwakilan perempuan dalam memenuhi kuota 30 persen.
“Harus dibutuhkan isu-isu publik yang lebih spesifik, karena tanpa memahami hal tersebut maka para pemilih cerdas akan sulit melirik apalagi memilih caleg perempuan. Inilah yang menjadi fokus ikut maju mencalonkan diri sebagai peserta Pileg 2019,” ujar Yuliana.
Dia mengaku, kaum perempuan di legislatif masih sangat mini. Padahal menurutnya keterwakilan perempuan sangatlah penting. Salah satu contoh yakni dalam penyusunan UU yang masih belum mewakili perempuan dalam kebijakannya, bahkan belum tercapainya kuota 30% perempuan sebagai anggota DPRD.
“Ini yang menjadi tugas kita untuk terus mendorong kesetaraan gender di Kota Kotamobagu,” ucapnya.
Anang begitu ia akrab disapa warga di Desa Poyowa Besar Kecamatan Kotamobagu Selatan. Istri dari Erwin Pasambuna ini mengaku maju dari Partai Gerindra dan siap bersaing dengan para caleg lainnya.
“Semakin banyak perempuan yang duduk di legislatif maka akan meningkatkan produktifitas kinerja dewan. Ibu-ibu yang aktif di organisasi sosial kemasyarakatan dapat menunjukkan optimisme daerah kita bahwa makin meningkatnya perempuan-perempuan yang berkualitas,” ucapnya.
Baginya, kesetaraan gender bukanlah isu perempuan semata melainkan isu sosial dan kemanusiaan dalam artian yang lebih luas. Kesetaraan gender merupakan gerakan global dimana laki-laki dan perempuan harus sama-sama dilibatkan. Meliputi hak manusia yang paling mendasar yaitu hidup tanpa diskriminasi dari pihak manapun. (**)