TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU– Penomena Equinox yang akan diperdiksi berlangsung Selasa tanggal 21 hingga 23 Maret 2017 diharapkan tidak perlu dikhawatirkan. Pasalnya, fenomena tersebut tidak terlalu memiliki dampak terhadap cuaca di Kota Kotamobagu.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotamobagu Gulimat Mokoginta, peristiwa ini bagian dari pergantian musim, terutama di belahan bumi sebelah utara dan selatan yang beriklim subtropis.
Fenomena Equinox Maret katanya, sering disebut sebagai Spring Equinox atau Equinox musim semi, terjadi saat peralihan dari musim dingin ke musim panas di daerah beriklim subtropis. “Fenomena ini tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis, termasuk di Indonesia yang beriklim tropis,” kata Gulimat kepada wartawan Senin 20 Maret 2017.
“Equinox ini terjadi setiap tahun dan bukan peristiwa ekstrem, hanya saja posisi matahari dengan bumi berada di jarak terdekat,” tambahnya.
Gulimat menyebutkan ketika equinox berlangsung, diperkirakan suhu Kota Kotamobagu berkisar diantara 33-34 derajat celcius. Bahkan, suhu maksimal hanya berkisar diangka 35 derajat celcius. “Suhu normal dan tidak terlalu berpengaruh Kota Kotamobagu, dan masyarakat tak perlu khawatir,” ungkapnya.
Ia menghimbau bagi masyarakat Kotamobagu tak perlu khawatir dengan dampak Equinox sebagaimana isu yang beredar. “Sebaiknya jangan benyak melakukan aktivitas di luar dan tetap menjaga kesehatan tubuh, keluarga dan lingkungan sekitar untuk mengantisipasi kondisi cuaca panas nantinya,” himbaunya.
Penulis: Nanang
Editor: Hasdy