TOTABUAN KOTAMOBAGU – Masyarakat Kotamobagu diminta untuk waspada terhadap kasus DBD, khususnya di bulan Januari dan Februari ini. Hal ini dikarenakan sudah ada Tiga kasus terjadi di Januari ini.
Dari data di Dinas Kesehatan Kotamobagu, Januari hingga Mei 2014 jumlah penderita berjumlah 48 orang, 2015 ada 61 orang, 2016 berjumlah 128 orang, dan 2017 berjumlah 25 orang.
Plh Kadis Kesehatan Devi Lala mengimbau, agar masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melakukan 3 M, yakni menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain. Kemudian menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya; dan memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.
“Untuk pelaksanaan PSN seminggu 1 kali,” kata Devi.
Ia juga mengatakan, menurunnya jumlah penderita demam berdarah disebabkan tingginya kesadaran warga terhadap kebersihan lingkungan.
“Terpenting bagaimana lingkungan tetap bersih agar nyamuk Aedes Aegypti tidak berkembang biak. Seluruh masyarakat di kelurahan dan desa tetap menjaga kebersihan di sekitar rumah untuk pemberatasan sarang nyamuk,” ujarnya.
Dinkes juga meminta warga untuk selalu menjaga kondisi tubuh pada saat cuaca yang tidak menentu ini. Salah satu caranya dengan menjaga pola makan, perilaku hidup bersih dan sehat, serta makanan yang dikonsumsi adalah makanan sehat.
“Kami tetap membutuhkan pengasapan atau fogging jika ditemukan kasus demam berdarah di sebuah wilayah,” katanya.
Namun, katanya, fogging tidak serta merta bisa diadakan atau dilakukan. Sebab fogging sangat resisten terhadap kesehatan, termasuk dapat mengganggu pernapasan. Karenanya, sebelum dilakukan fogging harus dipastikan dulu dimana pasien terjangkitnya.(**)