TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Walikota Kotamobagu Tatong Bara mengatakan, tradisi malam pasang lampu atau “Monuntul” tahun ini terlihat makin semarak dibanding tahun sebelumnya. Bahkan tradisi Monuntul ini diperlombakan dengan penilaiannya cukup ketat.
“Setiap kelurahan silahkan berkreasi dengan lampu untuk bisa memenangkan lomba,” ujar Walikota saat membuka tradisi malam pasang Lampu di Desa Tabang Kecamatan Kotamobagu Selatan Rabu 21 Juni 2017.
Menurutnya, setiap desa dan kelurahan yang ada di empat kecamatan menjadi peserta lomba tersebut, sehingga masyarakat turut bersemangat mendandani rumah dan pekarangannya hingga ke lapangan.
Monuntul sendiri merupakan tradisi masyarakat Bolaang Mongondow lebih khus di Kota Kotamobagu di penghujung Ramadhan dengan menyalakan lampu tradisional, yakni botol bersumbu dengan bahan bakar minyak tanah.
Setiap halaman rumah warga dipasangi puluhan hingga ratusan lampu, yang letaknya didesain sedemikian rupa.
Dalam lomba tersebut, peserta yang ada di desa dan kelurahan wajib mendesain lampu sehingga diterlihat lebih menarik.
Walikota sendiri mengajak masyarakat melestarikan Monuntul, serta menggali ide-ide kreatif dalam perancangan model lampu yang menggunakan bahan bakar dengan emisi karbon minimal.
Penulis: Nanang