TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU–Tradisi bakar Binarundak atau Lemang di Kelurahan Motoboi Besar Kecamatan Kotamobagu Timur tiap tahun terus dilaksanakan. Bagi warga setempat, acara bakar Binarundak sudah menjadi tradisi usai lebaran.
Sabtu (9/7/2016) sejak pagi kesibukan warga mulai tampak terlihat. Disetiap depan rumah, aktivitas ibu-ibu yang berkelompok tengah meramu beras ketan. Sedangkan untuk laki-laki, mereka menyiapkan tempat pembakaran Binarundak. Sabut kelapa yang terhampar di lokasi pembakaran bersama bambu yang sudah dipotong siap diisi beras ketan yang sudah dicampur santan kelapa.
Binarundak ala Bolaang Mongondow, rasanya lebih gurih karena santannya telah dicampur dengan rempah-rempah. Proses pembakaran Binarundak memang butuh waktu hingga 3 jam. Para pria saling bergantian memutar bambu untuk menjaga agar Binarundak yang dibakar bisa masak secara merata.
Misti Hamim warga Motoboi Besar mengatakan, Binarundak bukanlah tradisi turun temurun sejak dulu kala. Bakar Binarundak cuma merupakan salah satu acara usai lebaran. Namun ini sudah berlangsung beberapa tahun terakhir. Sehingga bagi warga setempat, bakar Binarundak sudah tidak bisa dihilangkan karena memang sudah menjadi kebiasaan.
“Acara bakar Binarundak sudah tidak bisa dihilangkan lagi. Karena selain menjadi tradisi warga, ini juga untuk lebih mempererat tali silahturahmi. Terlebih mereka para perantau yang pulang lebaran,” kata Misti Sabtu (9/7/2016).
Sepanjang proses pembuatan Binarundak, asap tebal menyelimuti kampung itu. Antusias warga tetangga untuk datang bersilahturahmi makin banyak sekalian mencicipi hidangan Binarundak yang disiapkan warga setempat.
Di tahun 2009, pemerintah Kota Kotamobagu tertarik dengan kegiatan yang tidak pernah ada sebelumnya di Bolaang Mongondow itu. Dan melalui dinas Pariwisata setempat, pelaksanaan lebaran Binarundak itu ditunjang dengan biaya sekaligus pencanangan lebaran Binarundak oleh Wali Kota Kotamobagu Djelantik Mokodompit waktu menjabat sekaligus pembangunan tugu Binarundak. Kini, tugu setinggi 18 meter, dengan besar lingkaran bangunan 70 Centimeter, dan diameter alas seluas 1 1/2 meter telah berdiri tegak di pertigaaan Kelurahan Motoboi Besar hingga sekarang. (**)