TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU–Para sopir angkutan kota terpaksa terpaksa menghadang mobil Damri jalur Manado Pinolosian di depan terminal Bonawang Kotamobagu Senin (9/6).
Para sopir mengaku, aktivitas Damri yang beroperasi mengangkut penumpang diluar dari terminal, merugikan mereka, termasuk para sopir jalur Dumoga bersatu dan Molibagu Kabupaten Bolmong Selatan ( Bolsel).
Didi Musa ketua aliansi sopir angkutan kota Bolmong Raya mengatakan, beroperasinya bus Damri justru menurunkan pendatan sopir. Alasannya, karena banyak penumpang lebih memilih naik Damri dan tidak masuk terminal. Sehingga dia meminta, agar bus Damri dari Manado atau dari Pinolosian tidak lagi membawa penumpang dan harus menurunkan penumpang di terminal.
” Yang kita inginkan bus Damri dari Manado, harusnya menurunkan penumpang di terminal. Agar sopir jalur Dumoga atau ke Molibagu Pinolosian Bolsel, bisa kebagian penumpang,” kata Didi.
Mereka juga mempertanyakan keberadaan dua anggota Brimob dengan senjata lengkap, berada di dalam bus Damri. Bahkan nyaris terjadi adu fisik antara para sopir dengan oknum Brimob.
Okam sopir Damri mengatakan, keberadaan dua anggota Brimob memang sengaja dimintakan pihak perusahan. Sebab sebelumnya pihkanya sudah mendengar kabar, akan ada rencana penghadangan bus Damri.
Meski begitu, para penumpang yang berada di dalam bus Damri enggan turun. Mereka tetap bersikeras untuk tetap berada di tempat duduk mereka. Sementara, negosiasi hampir 30 menit yang difasilitasi pihak dinas perhubungan dibantu pihak kepolisian Polres Bolmong, menghasilkan kesepakatan singkat. Di mana penumpang dari Manado diturunkan di terminal Bonawang.
Namun, para penumpang mengatakan, untuk biaya transpor Damri masih terkangkau, bila dibandingkan naik angkot apalagi naik kendaraan di pangkalan.(Has)