TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU —Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar kembali menjerat wilayah Bolaang Mongondow Raya (BMR). Hampir setiap hari antrean panjang kendaraan, terutama truk dan angkutan barang, mengular di SPBU. Namun ironisnya, solar cepat habis sebelum masyarakat kebagian.
Bagi sopir truk, ini bukan sekadar masalah antrean. Tanpa solar, mereka kehilangan mata pencaharian.
Kondisi yang berlarut-larut ini akhirnya memicu kemarahan Gubernur Sulawesi Utara, Mayjen Purn Julius Selvanus. Ia dengan tegas mengeluarkan pernyataan umtuk menangkap mafia solar yang diduga ikut bermain di balik distribusi BBM bersubsidi.
Sejumlah sopir mengaku sudah muak dengan keadaan ini. Mereka yakin solar bersubsidi tidak sepenuhnya sampai ke tangan masyarakat. Malahan ditenggarai mengalir ke para pengusaha Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI).
“Bisa jadi ada permainan. Solar cepat habis karena diduga dijual ke pengusaha tambang ilegal,” ujar sejumlah sopir truk yang sedang mengantri di SPBU Matali, Kotamobagu.
Dugaan itu masuk akal. Aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) di BMR berskala besar terus menjamur, mulai dari Bolmong, Boltim hingga Bolsel. Para pengusaha tambang ilegal menggunakan alat berat yang setiap hari membutuhkan ratusan liter solar. Satu lokasi tambang bisa menghabiskan pasokan setara puluhan kendaraan umum.
Masyarakat semakin resah karena aktivitas PETI dengan alat berat berlangsung terang-terangan tanpa tindakan nyata dari aparat penegak hukum. Padahal persoalan ini bukan baru. Sudah bertahun-tahun masalah tambang ilegal mencuat, tetapi yang muncul hanya penindakan formalitas tanpa menyentuh aktor besar di balik layar.
Situasi ini menimbulkan pertanyaan serius. Apakah aparat penegak hukum benar-benar berani menindak mafia solar dan pemodal tambang ilegal, atau justru ikut menikmati “jatah” dari praktik kotor tersebut.
Selama mafia solar dibiarkan, rakyat kecil tetap menjadi korban. Salah satunya Sopir truk kehilangan penghasilan. Sementara tambang ilegal terus beroperasi dengan pasokan solar melimpah.
Pernyataan keras Gubernur Julius Selvanus kini menjadi ujian bagi aparat kepolisian, kejaksaan, hingga Pertamina. Publik menanti tindakan nyata, bukan sekadar retorika.
Pesan gubernur sudah jelas, tangkap mafia solar, hentikan permainan kotor, dan kembalikan BBM bersubsidi kepada rakyat yang berhak. (*)