Info Pemkot
TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU— Siswa Drop Out (DO) di Kotamobagu ternyata cukup banyak. Hal ini dilihat dari data dibeberapa tahun terakhir, seperti yang dituturkan Kepala Seksi Kesiswaan dan Kurikulum Rastono, bahwa pada 2014 lalu daftar ketidakhadiran saat ujian nasional (UN) baik tingkat SMA maupun SMP, didapati bahwa untuk tingkat SMA, MA dan SMK, sekira 19 orang. Sedangkan tingkat SMP, ada 37 orang.
‘’Prestenasi ini cukup besar sampai puluhan bahkan ratusan anak. Ini bisa saja mereka mendaftar disekolah lain tapi tidak mengambil surat pindah dari sekolah asal. Sehingga kami tidak atau apakah mereka berhenti atau masih lanjut,’’ ujar Rastono.
Dihubungi terpisah terkait DO, Kepala Dikpora Rukmini Simbala, mengaku ada beberapa penyebab. Namun, setelah dilihat lebih teliti, ternyata sumbernya dari keluarga. Disebutkan, dari sampel lima orang siswa yang DO, ternyata tiga diantaranya akibat broken home (persoalan keluarga), sedang dua lainnya akibat ketidakmampuan ditambah pergaulan.
“Itu khusus siswa laki-laki. Persoalan di rumah terbawa hingga di luar, sehingga keinginan untuk sekolah tidak ada lagi,” kata Rukmini.
Sementara untuk siswa perempuan, lanjut Rukmini, lebih ke pergaulan bebas. Dia mengaku, dari beberapa siswa perempuan DO yang diklarifikasi, ternyata banyak yang sudah hamil. Tidak hanya siswa SMA, tahun lalu ditemukan juga ada siswa SMP yang sudah hamil, sehingga keadaan itu memaksa perempuan harus kawin lebih dini dan memilih menjadi ibu rumah tangga.
Menanggapi soal solusi, Rukmini mengaku, DO ini menjadi program nasional. Beberapa waktu lalu, melalui Diknas Provinsi Sulut, seluruh kabupaten/kota dimintakan mendata siswa DO.
“Ini nantinya akan dikucurkan program retry call atau memanggil kembali siswa yang sudah DO untuk disekolahkan lagi. Bila akibat ketidakmampuan biaya, maka akan ditanggung pemerintah. Ini mungkin mulai diberlakukan tahun mendatang,” terang Rukmini. (man)