TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Meski pengerjaan pembangunan proyek Ruang Terbuka Hijau (RTH) di lapangan Torotakan Keluarahan Mogolaing telah selesai, namun proyek tersebut masih meninggalkan masalah.
“Sejumlah fasilitas yang disediakan di lapangan hanya dibangun asal-asalan. Mulai dari tempat duduk yang mengelilingi lapangan, hingga fasilitas WC umum,” kata Arman Zakia warga Mogolaing. Tak hanya itu, proyek dari dana APBN senilai Rp2,3 miliar lebih itu, tampak amburadul.
Seperti pembuatan lubang pembuangan ke drainase yang dibuat lebih tinggi dari saluran air, dan tak menggunakan sprin. Sehingga saat turun hujan, air yang berasal dari saluran utama bagian utara dan timur sudut lapangan tersebut tak mengalir ke drainase.
“Dari awal proses pengerjaan proyek ini sudah nyata bermasalah. Lihat saja hasilnya, semua fasilitas hanya dibuat asal jadi. Ini sama halnya pelecehan bagi warga Kelurahan Mogolaing,” ujar Arman.
Bahkan, terungkap dari Lurah Mogolaing Fatmawati Ginano, pada Selasa (3/6) lalu, pihak PU Provinsi Sulut telah meninjau proyek tersebut. Dari hasil peninjauan itu kata Fatma, pihak PU menganggap bahwa proyek itu bermasalah. “Memang seperti itu kondisi proyek tersebut. Toiletnya kasar, serta kondisi di tengah lapangan tidak boleh hujan sedikit langsung digenangi air,” ungkap Fatma
Menurutnya, Dinas PU Provinsi mengingatkan kepada pihak kelurahan, untuk tidak menanda-tangani serah terima RTH dengan pihak kontraktor. “Karena dinilai bermasalah, maka pihak PU Provinsi menyarankan agar jangan dulu menanda-tangani serah terima proyek tersebut. Kemungkinan ini akan kami laporkan ke Kejaksaan,” tandasnya.
Sementara pihak kontraktor membantah soal pekerjaan mereka. “ Pekerjaan sudah sesuai rencana dan itu sudah sesuai dengan perenca,” kata Herry Pelealu atas nama CV Putra Karya Mandiri. “Kita sudah kerja sesuai RAB. Tanyakan saja ke PU, kenapa seperti itu. Mereka kan yang mengawasi. Kita hanya menjalankan,” tambah dia.(Has)