TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU – Pengelolaan kolam renang milik Pemerintah Kota Kotamobagu timbul polemik dari pengunjung. Pasalnya, sejak dikelolah oleh Dinas Pemuda dan Olahraga, fasilitas milik Pemkot itu belum payung hukum bagi petugas untuk menarik retribusi sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Padahal setiap bulannya, retribusi pemasukan dari pengunjung yang mandi mencapai jutaan bahkan puluhan rupiah. Belum adanya payung hukum, petugas sudah mulai melakukan penarikan retribusi. Lantas kemanakah dana pengelolaan kolam renang selama ini?.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pemkot Kotamobagu Toni Ponongoah menjelaskan, sejak dioperasikannya kolam renang tersebut setiap pengunjung mulai dimintai retrbusi. Namun dana tersebut tidak masuk sebagai pendapatan asli daerah (PAD). Sebab lanjutnya, dana yang dikumpulkan itu baru untuk membiayai pemeliharaan dan gaji sejumlah petugas yang mengelolah kolam itu.
“Jadi perlu saya jelaskan, bahwa retribusi itu belum masuk PAD. Itu baru untuk membiayai pemeliharaan fasilitas kolam renang,” jelas Toni.
Setiap pekan, petugas harus mengeluarkan dana tiga ratus ribu untuk membeli Kaporit. Belum lagi ditambah membayar listrik, biaya petugas yang menjaga kebersihan serta honor petugas jaga setiap bulan.
Menurut Toni, fasilitas kolam renang itu baru selesai direhab setelah lama tidak terawat dari pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong). itu karena tidak dirawat dan dijaga.
Ia mengungkapkan, bahkan setiap bulan sering kali rugi dan belum mampu menutupi ongkos yang ada. “Sekarang kalau dibiarkan fasilitas itu, siapa yang bertanggungjawab. Sebab Dispora belum mampu membiayai untuk membayar petugas yang jaga di sana,” tuturnya.
“Tidak ada dana pemeliharaan apalagi biaya operasional,” beber Toni.
Untuk biaya masuk kolam khusus dewasa, dipatok 10 ribu. Sedangkan untuk kolam kecil biasaya 5 hingga 7 ribu rupiah perorang.
Soal kondisi ini kata Toni, sudah pernah menyampaikan ke Sekda. Dia sendiri belum bisa menjamin kelangsungan kolam renang tersebut jika dikelolah oleh pihak ketiga.
Untuk petugas yang mengelolah kolam renang itu diserahkan ke pelatih renang. Sebab selain mereka bisa merawat dan menjaga kolam tersebut, mereka juga kerap melatih para atlit asal Kota Kotamobagu.
“Pernah atlit Kotamobagu berangkat ke Bali dan dapat peringkat. Begitu juga di daerah di Sulut. Dan dananya tidak diminta ke siapa-siapa, hanya ambil dari pos itu,” papar Toni.
Dia mengaku sudah berupaya untuk melaporkan kondisi ini ke pimpinan. Bahkan meminta, agar diberikan dana operasional pemeliharaan kolam renang tersebut.
Penulis: Hasdy