TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU— Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Kotamobagu melakukan aksi demo untuk mengecam aksi pengeboman yang menimpa jemaat HKBP di Gereja Oikoumene, di Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11) lalu. Dengan membawa panji dan poster yang bertuliskan kecaman,
puluhan mahasiswa ini mengelar aksi demo di pusat kota Kotamobagu Jumat (18/11/2016).
“Kami mengecam keras tindakan pengeboman ini, sama seperti tindakan-tindakan teror lain,” kata Moh Rivai Tongkasi salah lewat orator saat melakukan orasi.
Dia mengatakan, tindakan kekerasan apapun bentuknya tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah. Rivai mengatakan, PMII menyampaikan keprihatinan mendalam dan simpati bagi para korban dan keluarganya. Lima orang terluka serius dan empat di antaranya adalah balita.
Anak balita ini akhirnya meninggal pada usianya yang baru 2,5 tahun, akibat luka bakar dan keracunan asap ledakan bom. Tiga balita lain juga masih dalam perawatan serius di rumah sakit di Samarinda.
Dia berharap jemaat-jemaat di Gereja Oikoumene Samarinda agar tetap tenang dan tekun dalam doa sekaitan dengan tragedi kemanusiaan yang terjadi.
PMII kata dia, mengajak seluruh komponen masyarakat Indonesia, khususnya para pimpinan agama, untuk tetap setia menanamkan dan menebarkan pesan-pesan perdamaian, kemanusian dan kebangsaan kepada umat masing-masing.
Rivai menambahkan, aksi ini merupakan bentuk solidaritas terkait tindakan aksi teror yang menimpa jamaat gereja
Oikumene Samarinda. Ia juga menyuarakan kepada kaum minoritas bahwa Islam itu bukan agama pembunuh, Islam agama Rahmatan Lil Alamin, cinta perdamaian dan menghargai perbedaan. “Mereka yang melakukan pemboman hanyalah mengaku sebagai agama Islam,” tegas Rivai.
Usai mengelar aksi, puluhan mahasiswa ini mengelar doa bersama dan membubarkan diri. (Mg2)