TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU— Petani tomat yang ada di Kotamobagu mulai alami kerugian akibat musim penghujan. Buah tomat yang siap panen, rusak dan membusuk. Akibatnya, harga tomat disejumlah pasar tradisional di Kotamobagu merangak naik karena minimnya stok dari petani.
Seperti halnya yang di alami Supriadi, salah satu petani tomat di Kelurahan Motoboi Besar Kecamatan Kotamobagu Timur. Akibat curah hujan tinggi membuat buah tomatnya banyak rusak dan busuk. Bahkan akibatnya tanaman tomatnya mulai diserang jamur dan membuat batang pohon tomat mengering dan daunnya berwarna kuning.
Menurut Supriadi, biasannya dalam satu paket bibit tomat yang ditanam menghasilkan sampai 80 kas. Dalam satu kas tomat, setara dengan 25 kilogram. Namun setelah diserang hama dan membusuk, Supriadi kini hanya bisa menghasilkan 40 kas saja.
Bahkan kata Supriadi, saat musim penghujan seperti ini, tomat hanya bisa dipanen empat kali saja. Berbeda dengan cuaca normal lanjutnya, tomat dipanen sampai 10 kali. Untuk mengantisipasi kerugian lebih besar, selain melakukan panen awal, Supriadi berusaha menyemprotkkan pupuk agar jamur tidak
menyerang tanaman tomatnya.
“Hasil panen tomat saat ini terbilang kurang dari biasanya. Selain itu pohon tomat juga diserang jamur sehingga pohon tomat mengering dan daunnya menguning,” kata Supriadi.
Akibat minimnya stok ditingkat petani, membuat harga tomat disejumlah pasar tradisional di Kotamobagu naik. Dari Rp4 ribu perkilogram, kini naik hingga Rp 8 ribu perkilogram.
Sedangakan untuk satu kas tomat saat ini dijual Rp 130 ribu rupiah perkasnya. (Mg2)