TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU — Pondok pesantren adalah merupakan obor dan penerang bangsa Indonesia dalam menanamkan pemahaman agama Islam yang benar yaitu islam yang rahmatan lil alamin dalam membentuk jiwa mulia (akhlakul kharimah).
Hal itu dikatakan pengelolah pondok pesantren Tahfidzul Quran Kota Kotamobagu Safrin Taha.
Pondok pesantren yang berada di Kelurahan Gogagoman Kecamatan Kotamobagu Barat ini, terus fokus menjalankan puasa di Bulan Ramadan, termasuk peningkatan pengajian dan hafalan Al Qur’an.
Menurut Safrin di hari pertama puasa, para santri melaksanakan aktivitas sejak pukul 05.00 pagi. Usai melaksanakan Sholat Subuh puluhan santri ini mulai belajar menghafal ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Pelajaran menghafal Al Qurna lanjut Safrin dilakukan sampai pukul 10.00 pagi. Pesantren yang baru berdiri tiga tahun lalu, memiliki jumlah santri laki-laki 25 orang perempuan 30 orang.
Hampir seluruh santri perempuan memakai cadar, namun bukan seperti yang diberitakan akhir-akhir ini. Semua menjalankan sesuai ajaran agama Islam.
“Pesantren memiliki nilai historis yang panjang dalam perjalanan bangsa Indonesia. Pesantren tidak saja hadir sebagai pusat studi khas Islam tetapi pesantren juga merupakan konsolidasi perjuangan nasionalisme Indonesia,” kata Safrin.
Menurutnya, pimpinan pondok pesantren memiliki pengaruh yang cukup signifikan bagi masyarakat dalam ikut mensosialisasikan bahwa radikalisme dan terorisme sebagai paham yang berbahaya bagi keberlangsungan bangsa Indonesia.
“Karena bagaimanapun kelompok ini selalu mengatasnamakan agama dalam melakukan perekrutan dan penyebaran pahamnya, agama sering sekali ditafsirkan secara terbatas,” kata dia.
Bahkan yang mengerikan Islam yang seharusnya sebagai agama rahmatan lil alamin, dengan wajah santun, kemanusiaan, dan toleransi dirusak dengan wajah islam yang penuh kekejaman, kebencian, dan kekerasan, tak jarang kelompok ini menggunakan dalil-dalil agama dalam melakukan penyebaran paham ini.
Syifa (15) salah satu santri pondok pesantren pesantren Tahfidzul Quran mengatakan, untuk sementara pondok pesantren ini, masih menumpang di rumah warga.
Namun perlahan akan membangun Masjid dengan bantuan dari beberapa donator serta hasil usaha mandiri santri. Ke depan Kata dia akan membangun pondok pesantren milik sendiri.
Dari semua santri saat ini semua berasal dari Bolmong Raya, Sangihe, Ternate, Gorontalo dan paling jauh Buton.
Ia mengaku, senang bisa mendalami ilmu agama Islam di Kotamobagu. Sebab bisa belajar mengaji serta hikmat-hikmat di pondok Pesantren, ujar Syifa.
Penulis: Hasdy