TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU – Kurangnya minat baca masyarakat sebenarnya juga tergantung pada letak perpustakaan yang kurang strategis dan representatif. Selain itu juga kurangnya buku-buku yang menjadi referensi masyarakat.
“Kami menyadari seharusnya perpustakaan itu memberikan nuansa nyaman dan strategis, kurangnya stok buku dan sedikitnya tenaga pekerja di perpustakaan membuat perpustakaan kota memang belum memadai. Saya sangat menyadari hal itu, dan untuk mengubah semua ini butuh kerja sama dengan semua elemen yang ada, mengingat betapa pentingnya perpustakaan sebagai salah satu penentu tingkat pengetahuan masyarakat,” ujar Kepala Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kota Kotamobagu, Tony Ponongoa, Jumat (18/3).
Lebih lanjut Ponongoa mengatakan, kurangnya dana dan kondisi perpustakaan yang kurang strategis membuat Perpustakaan Kotamobagu jarang dikunjungi. Namun meski demikian sebagai kepala perpustakaan yang baru saya tetap masih optimis.
“Perpustakaan yang menjadi impian, menyediakan berbagai kebutuhan bagi para pembaca, baik tempat yang indah, ataupun pelayanan yang memadai. Namun saya tetap optimis dan berusaha membuat perpustakaan lebih hidup,” ungkap Tony.
Jika dahulu perpustakaan tidak memiliki arsip dan dokumentasi maka sekarang saya menitikberatkan pada pengarsipan meski masih perlahan-lahan.
Ponongoa berharap, dengan upaya ini kelak generasi mendatang bisa mengetahui sejarah lewat arsip dan dokumen daerah.
Dirinya juga menambahkan bahwa pihaknya ke depan akan mengupayakan adanya sistem online di perpustakaan. (epi/ryo)