TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU–Keterbatasan finansial tak membuat jerih perempuan pengelola kantin ini untuk bertarung dalam pemilihan umum legisatif (pileg). Susy Metty Manoppo (39) mengaku siap bersaing dengan para calon legislator (caleg) yang bermodal besar.
Tak ada stiker atau pun bentangan spanduk di kantin yang berada di pojokan Kantor Wali Kota Kotamobagu itu. Padahal, pengelola kantin itu adalah caleg DPRD Kotamobagu nomor urut enam dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Mama Nia, sapaan Susy, akan berebut 10 kursi di daerah pemilihan satu Kotamobagu.
“Sampai saat ini pun, saya belum pesan stiker atau alat peraga untuk sosialisasi. Memang tidak ada uang untuk membuatnya,” ujar Mama Nia di sela-sela melayani para pelanggan di kantinya.
Mama Nia mengaku tidak takut untuk bersaing dengan para caleg yang mempunyai modal besar. Para caleg beruang tersebut, kata dia, sudah mulai menyisir dan mendata untuk dukungan. Uang yang ditawarkan bervariasi antara Rp 300 ribu sampai Rp 1 juta. Adanya juga yang menawarkan paket. Misalnya satu paket calon DPRD Kota, Provinsi dan RI.
Namun Ibu empat anak bukan berarti tak melakukan sosialisasi. Setiap ada undangan hajatan atau pesta, dia tak selalu memperkenalkan diri.
“Saya akui memang tak mempunya uang. Namun saya selalu bilang, jika saya mempunyai keinginan untuk memperjuangkan orang-orang seperti saya ini,” tambah istri dari Samsu Makalalag ini.
Dia mengatakan, pada awalnya tak kepikiran untuk menjadi caleg. Apalagi, sang suami juga telah dua kali gagal jadi legislator karena faktor finansial. Namun, akhirnya dia memutuskan untuk bertarung setelah PKB memintanya untuk maju pada pileg.
“Kalau terpilih tentu tak akan sia-siakan kepercayaan masyarakat,” ujarnya.
Keuletan Mama Nia diakui oleh Ketua PKB Kotamobagu Jusran Mokolanut. “Kami menyarankan kepada para caleg untuk tidak bekerja sendiri, namun perlu dukungan tim. Dan, Mama Nia bisa memenuhinya. Dia menunjukkan kemauan dan keseriusan,” kata Jusran yang juga anggota DPRD Kotamobagu.
Editor Hasdy Fattah