TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU – Meski bersaing dengan peralatan modern, namun pengrajin Tampah atau bahasa Mongondow Digu masih bertahan. Peralatan dapur tradisional yang terbuat dari anyaman bambu ini, masih diproduksi beberapa orang pengrajin.
Digu ini biasanya digunakan untuk mengayak beras.
Di Desa Kobo Kecil Kecamatan Kotamobagu Timur misalnya, para pengrajin akan difasilitas pemerintah desa untuk terus dikembangkan.
Sekertaris Desa Kobo Kecil Irwan Mokodompit mengatakan, pada tahun anggaran 2018 ini pemeritah desa akan memprioritaskan pengembangan usaha Digu.
“Pemerintah desa sudah sepakat akan dianggarkan melalui badan usaha milik desa (Bumdes),” kata Irwan.
Dia menilai pengembangan usaha Digu ini juga bisa untuk dijadikan sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat di desa.
“Program ini tujuannya agar para pengrajin bisa berkembang, dan bisa berpenghasilan,” ujarnya.
Menurut Irwan, nantinya akan ada alokasi anggaran yang disiapkan lewat pengelolaan Bumdes.
“Ini sudah menjadi kewajiban pemerintah desa untuk membantu guna megembangkan usaha masyarakat yang ada,” tambahnya.
Penulis: Hasdy