TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU — Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Eko Putro Sandjojo memuji program dana desa yang ada di Kota Kotamobagu. Ia menilai pembangunan infrastruktur di sejumlah desa di Kotamobagu, sudah terlihat sudah cukup memadai, sehingga dana desa perlu digunakan untuk pemberdayaan ekonomi dan masyarakat khususnya di sektor agribisnis.
“Sudah cukup baik. Sehingga perlu didorong agar penggunaan dana desa dapat digunakan untuk pemberdayaan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat,” kata Eko Putro Sandjojo saat memantau program dana desa di Desa Bilalang Satu Kecamatan Kotamobagu Utara pekan lalu.
Di Desa Bilalang Satu, Eko meninjau lokasi pembangunan proyek yang dilakukan lewat program padat karya. Terdapat tiga proyek pembangunan padat karya tunai dengan menggunakan anggaran dari dana desa Rp 831 juta yakni jalan paving block sepanjang 527 meter, saluran air 265 meter dan gorong-gorong.
Dalam proyek-proyek tersebut, masyarakat yang bekerja mendapat upah Rp100.000.
“Saya lihat proses pembangunannya dengan padat karya tunai sudah berjalan dengan baik. Apalagi, kaum perempuan juga turut membantu dalam pengerjaannya. Ini sangat bagus sekali,” kata Eko.
Ia juga mnedorong setiap desa atau kawasan mempunyai satu produk unggulan sehingga bisa dikembangkan bersama lintas sektor.
Sebagai contoh lanjutnya, kerjasama antara Kabupaten Tulang Bawang, PT Central Pertiwi Bhakti (CPB), dan Bank BTPN untuk merevitalisasi tambak udang di Desa Bratasena Adiwarna, Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.
Setelah program itu ada 13.000 petambak udang yang kembali membudidayakan udang dengan keuntungan Rp4 juta lebih per bulan.
Selain itu keberhasilan di Desa Pujon Kidul, Kab Malang yang membangun agrobisnis dan agrowisata. Setelah membuat pipa air dari gunung sehingga daerah tandus menjadi subur.
“Gaji kepala desanya sampai 25 juta per bulan,” ungkapnya.
Pjs Walikota Kotamobagu Muhamad Rudi Mokoginta yang turut mendampingi Menteri meninjau lokasi padat karya berjanji akan terus memantau jalannya program dana desa yang ada di 15 desa.
Dia menegaskan, program dana desa tidak bisa dikerjakan oleh kontraktor.
“Program dana desa lewat padat karya cash harus melibatkan masyarakat. Artinya pekerjaan itu dikerjakan oleh masyarakat atau swakelola,” jelasnya.
Dengan kunjungan Menteri Desa PDTT ke Kota Kotamobagu, diharapkan akan memacu kreativitas para kepala desa untuk lebih inovatif lagi.
Penulis: Hasdy