TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Pihak sekolah menengah kejuruan (SMK) Negeri I Kotamobagu membebankan kepada orang tua murid dengan biaya yang cukup mahal untuk pelaksanaan pendidikan sistim ganda (PSG) bagi siswa kelas II. Setiap orang tua murid siswa dibebankan Rp830.500 ribu dengan hanya mendapatkan satu pasang seragam dan alat tulis menulis.
Meski diketahui sudah menjadi keputusan antara pihak komite dan pihak sekolah, namun biaya yang dipungut ke setiap orang tua siswa dinilai terlalu berlebihan. Pikak komite sekolah yang seharusnya mempertimbangkan dengan kebijakan sekolah terkesan tidak berbuat banyak bahkan dituding mencari keuntungan dalam kebijakan tersebut.
“Jumlah dana ini terlalu tinggi. Padahal sekolah sudah status negeri. Dasar hukumnya mana. Kami minta pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan untuk menindaklanjuti kembali soal kebijakan yang diambil pihak sekolah,” ujar salah satu orang tua siswa yang meminta namanya tidak dipublis.
Meski terlalu tinggi beban yang diberikan pihak sekolah, akan tetapi pihak orang tua menuruti dengan kebijakan tersebut. Sebab takut akan berdampak pada kegiatan anak mereka.
Kepala sekolah SMK Negeri I Kotamobagu Hj Sartika Paputungan menjelaskan, bahwa biaya tersebut sudah menjadi keputusan. Dimana sebelum pelaksanaan PSG, sudah diputuskan dalam rapat.
Ia menjelaskan, untuk gelombang pertama sebanyak 225 siswa,dan untuk gelongang kedua mencapai 237 siswa dari berbagai jurusan baik akuntansi, sekretaris, multimedia, rekayasa perangkat lunak, perbankan dan keperawatan.
Sedangkan untuk waktu pelaksanaan PSG, makan waktu tiga bulan. Untuk gelombang pertama penempatan PSG sudah sejak September 2015 lalu. Sedangkan gelombang kedua turun awal Januari 2016 dan sudah di tempatkan disejumlah perkantoran dan perusahaan yang ada di Bolmong Raya, ujar Sartika.
Diketahui dari kegiatan PSG, total siswa yang ikut dalam kegiatan berjumlah 462 siswa. Jika dikalikan dengan Rp830.500 ribu kesetiap orang tua siswa, berarti pihak sekolah berhasil mengumpulkan dana Rp383. 691.000 rupiah. (Epi)