TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU– Bagi para penyuka selfie (self photo) alias berfoto sendiri, tentu tidak akan pernah melewatkan kesempatan mengabadikan diri mereka di kawasan atau lokasi-lokasi baru yang dianggap menarik.
Di Kotamobagu, selang beberapa hari terakhir, muncul pula lokasi berselfie ria baru. Di mana sejumlah lokasi Monuntol, dijadikan lokasi berselfie ria. Kerlap-kerlip cahaya yang berpendar dari ratusan –bahkan mungkin ribuan lampu minyak, menjadi daya tarik tersendiri bagi kebanyakan warga, untuk berselfie ria.
Monuntul atau oleh warga Kotamobagu berarti malam pasang lampu, merupakan sebuah tradisi turun-temurun yang dilakoni warga saban kali menyambut datangnya malam Lailatul Qadar.
Sebagaimana tradisi yang berlaku sejak lama, Monuntul dilaksanakan selama tiga malam berturut-turut, dimulai memasuki hari ke-27 di bulan Ramadhan.
Seperti dipantau wartawan ini, sejak malam pertama dimulainya acara pasang lampu itu, sebagian besar kawasan Kotamobagu pada malam hari dihiasi kerlap-kerlip lampu minyak. Cahaya kuning kemerah-merahan yang bersinar dari banyaknya lampu minyak itu, makin menambah suasana malam Kotamobagu terlihat semarak.
Di beberapa kelurahan, selain kebanyakan warganya memasang beberapa botol lampu minyak di depan rumah, ada pula yang menyulap lapangan olahraga mereka menjadi “pusat” Monuntul. Hal itu dapat dijumpai di Desa Kobo Besar, Kecamatan Kotamobagu Timur, kemudian di Desa Tabang dan Bungko serta Kelurahan Motoboi Kecil di Kecamatan Kotamobagu Selatan.
Lapangan olahraga di desa-desa dan kelurahan tersebut, tampak semarak pada malam hari. Ribuan lampu minyak ditata sedemikian apik nan indah, sehingga mata yang memandang pun seolah enggan untuk dikedipkan. Beberapa di antaranya malah ada yang menambah riasan dengan ornamen-ornamen Islam, seperti kubah mesjid.
Semaraknya kerap-kerlip lampu minyak itulah, yang kemudian mendatangkan daya tarik tersendiri bagi para penyuka selfie. Mereka yang mengabadikan momen istimewa dirinya dengan latar belakang cahaya temaram itu, bahkan tidak hanya didominasi kawula muda. Akan tetapi, sejumlah orangtua beserta anak-anak mereka pun tampak tak mau ketinggalan, berselfie ria di lokasi Monuntul.
Menurut Papa Gaby, salah satu tokoh masyarakat Desa Kobo Besar, sejak malam pertama berlangsungnyaMonuntul, banyak warga yang datang berselfie ria di situ. “Bahkan, bukan hanya warga di sini saja, tapi mereka yang kebetulan lewat dengan kendaraan, banyak yang berhenti dan turun dari kendaraan mereka, hanya untuk berfoto-foto di sini,” sebutnya.
Sayangnya, tradisi Monuntul kali ini, terasa berbeda bila dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kali ini antusiasme warga memasang lampu, terlihat sedikit berkurang. Di Kelurahan Mogolaing, Kecamatan Kotamobagu Barat, misalnya. Lapangan olahraga yang biasanya menjadi pusat Monuntul, sampai tadi malam terlihat sepi dari kegiatan pasang lampu.(Has)