TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU — Protes calon Walikota Kotamobagu Nayodo Koerniawan akan menjadi bahan laporan tim pemenangan calon walikota Nayodo Koerniawan – Sri Tanti Angkara (NK -STA) untuk melaporkan Ketua KPU Kotamobagu Mishart Manoppo ke DKPP.
Pada debat yang dilaksanakan Sabtu (16/11) digedung DPRD, calon walikota Kotamobagu nomor urut 3, Nayodo Koerniawan (NK), memilih keluar dari ruang debat.
Keputusan ini diambil setelah Nayodo Koerniawan dan tim merasa dirugikan oleh perlakuan yang dianggap tidak adil dari KPU selaku penyelenggara.
Di debat katiga itu, posisi podium pasangan NK-STA ditempatkan di bagian paling belakang. Sebaliknya, lawan politik mereka mendapat posisi strategis di bagian depan. Situasi ini membuat Nayodo merasa diperlakukan tidak setara. Padahal debat seharusnya memberikan kesempatan yang sama bagi setiap pasangan calon.
“Kami hadir di sini untuk berdiskusi dengan masyarakat, tetapi diperlakuan seperti ingin membungkam suara kami,” ujar Nayodo.
Ia juga mempertanyakan posisi podium yang dianggap sebagai masalah krusial yang memengaruhi persepsi publik terhadap calon.
“Perlakuan ini tidak hanya merugikan dirinya dan timnya tetapi juga mencederai nilai-nilai demokrasi. Kami seharusnya mendapat perlakuan yang sama. Penempatan ini menunjukkan diskriminasi yang tidak bisa kami terima,” tegas Nayodo.
Ketua tim pemenanhan Adrianus Mokoginta menilai sikap KPU Kotamobagu tidak menunjukan cara yang profesional.
Selain itu lokasi debat yang dilakukan ini hanya berjarak sekitar 100 M dari kediaman paslon nomor urut dua.
“Surat Protes yang dilayangkan Tim Pemenangan NK-STA tidak direspon sama sekali oleh pihak KPU sehingga KPU Kotamobagu kami anggap tebang-pilih karena menyepelehkan Surat protes dan aspirasi dari paslon NK-STA,” katanya.
Disatu sisi, KPU dan Polres Kotamobagu melarang semua paslon melakukan mobilisasi massa, namun disisi lain ada konsentrasi masa salah satu paslon di sekitar lokasi debat.
KPU Kotamobagu juga tidak melakukan klarifikasi terkait isu bocornya materi debat ke salah satu paslon yang kemudian menyebabkan keresahan dan ketidak percayaan masyarakat kepada KPU Kotamobagu.
“Atas dasar point tadi dan tegaknya demokrasi dan keadilan berpolitik di Kotamobagu maka kami Paslon No urut 3 memutuskan untuk protes dan menyatakan walk out dari Debat ke 3 ini,” katanya.
Hingga berita inindipyblish, Ketua KPU Kotamobagu Mishart Manoppo sendiri belum memberikan tanggapan soal tudingan tersebut. Kendati demikian, media ini akan terus menunggu respon sebagai klarifkasi atas tudingan tersrbut.(*)