TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Kepala sekolah (Kepsek) SMA Negei 2 Kotamobagu Rusli Mamonto marah besar karena dituding lakukan pungli soal biaya pengayaan. Bahkan yang membuat Rusli naik pitam karena tudingan itu telah beredar disalah satu media masa yang di kirim oleh orang tua siswa yang katanya tujuan dari dugaan pungutan itu hanya mengisi perutnya saja.
“Ini terkesan sudah melebih-lebihkan. Siapa bilang ini Pungli. Perlu diketahui, sebelum menetapkan jumlah uang untuk biaya pengayaan kepada para siswa kelas tiga menjelang ujian nasional, sudah melakukan rapat dengan orang tua murid, mungkin saja yang kami undang kemudian mereka tidak mau hadir yang tidak tahu hasil rapat kemudian berbicara seakan-akan kami sengaja lakukan pungutan liarm,” kata Rusli dengan wajah merah ketika ditemui diruangannya Senin (25/1).
Dia mengakui biaya pengayaan memang sedikit besar jumlahnya namun itu atas dasar kesepakatan orang tua murid.
“Biayanya tahun ini bertambah 50 ribu yakni 1.050.000 rupiah, namun ini sudah di sepakati orang tua, karena untuk pengayaan tidak masuk di dana BOS. Ini demi para siswa ketika ujian nanti sudah siap. Dan Sebelum ditetapkan jumlah iuran pengayaan pihak sekolah komite dan orang tua murid melakukan rapat. Kenapa kita dibilang Pubngli, ” kata Rusli lagi.
Rusli mengatakan dirinya siap menjelaskan ketika akan ditanya. Baik dinas ataupun dihearing.
Kepala dinas (Kadis) Dinas Pendikan pemuda dan olah raga (Diadikpora) Kotamobagu, Rukmi Simbala mengatakan, dirinya sudah melakukan pertemuan dengan pihak sekolah untuk menanyakan persolan tersebut.
“Saya sudah ketemu dengan kepala sekolahnya dan menyampaikan agar iuran sekolah harus disesuaikan dengan kemampuan orang tua siswa, saya meminta kepala sekolah juga untuk mengkaji kembali jumlah uang pengayaan tersebut, kalau memang itu sangat berat maka tak perlu di bebankan,” kata Rukmini. (Rez)