TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU— Demi melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA), 20 peserta ikut Ujian Nasional (UN) kesetaraan paket B yang dilaksanakan pusat kegiatan masyarakat Handayani 1 Kota Kotamobagu Senin (9/5). Dari 20 peserta yang ikut UN, satu diantaranya Isadela Mandagi yang putus sekolah di bangku kelas 2 SMP karena sakit yang dideritanya hingga di droop out oleh pihak sekolah.
Para peserta yang ikut UN paket B ini diikuti dari berbagai kalangan. Mulai dari siswa yang putus sekolah, hingga masyarakat umum yang ingin mendapatkan ijazah untuk keperluan pekerjaan.
Menurut Isadela, ia terpaksa tak melanjutkan sekolah pada waktu itu karena sakit yang ia derita. Isadela mengaku di droop out oleh pihak sekolah saat dia masih duduk di bangku SMP kelas 2. Tapi ia mengaku tak patah semangat. Menurutnya, kesempatan UN ini harus dimanfaatkan guna ingin melanjutkan pendidikannya ke bangku SMA.
“Saya mengerjakan soal ujian cukup mudah karena muda di pahami. Motivasi saya ikuti ujian paket B karena saya ingin melanjutkan sekolah,” kata Isadela.
Selain Isadela, Afianto Anau yang saat ini menjadi tenaga lepas di dinas Pekerjaan Umum (PU) pengairan propinsi. Ia sengaja ikut ujian paket B karena ingin medapatkan ijazah untuk keperluan pekerjaan.
Meski tak mudah kata Afianto, namun tetap semangat untuk menghadapi ujian terlebih mengisi lembaran jawaban.
“Saya ikut ujian paket B ini, selain untuk menuntut ilmu, juga untuk keperluan pekerjaan. Saya sudah bekerja namun belum memiliki ijazah, saya putus sekolah di bangku kelas 3 SMP,” kata Afianto.
Soal ujian yang dikerjakan oleh peserta paket B sama seperti sekolah umum. Hanya saja, waktu pelaksanaan ujiannya berbeda yakni pada waktu sore. Bahkan peserta ujian sebelumnya sudah mengikuti pembelajaran PKBM selama satu tahun.
“Untuk tahun ajaran ini ada 20 peserta yang ikut ujian. Untuk soal ujian sendiri sama seperti kelas umum lainnya, dan para peserta juga telah kami berikan pembelajaran PKBM,” kata Sukarto Damopolii penyelenggara ujian paket B. Meski pelaksanaan ujian dilaksanakan tidak bersamaan, namun penyelengara menjamin tidak ada kebocoran soal. (Has)