TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Pemadaman listrik yang terjadi sejak enam bulan, kerap bikin resah warga yang ada di Bolaang Mongondow Raya (BMR). Namun setelah diketahui, ini karena interkoneksi pihak PLN Suluttenggo ( Sulawesi utara, Tengah dan Gorontalo) akibat rusaknya mesin yang ada di Lehendong, PLTU Amurang serta Minahasa.
Kepala cabang PLN Kotamobagu Irawan Sulistia kepada sejumlah wartawan mengatakan, kalau dilihat kapasitas kemampuan listrik di Bolaang Mongondow Raya sangat mencukupi, bahkan melebihi. Namun sistem jaringan yang dikendalikan pihak Suluttenggo akhirnya harus dibagi.
“Itulah saya katakan kalau pemadaman listrik ini karena interkoneksi PLN. Jadi itu karena sistem pembagian tenaga ke Manado, Minsel, Minahasa serta Gorontalo,” kata Irawan kepada wartawan di warung kopi Jarod Sinindian Selasa (7/10/2014).
Dia menambahkan, untuk BMR sendiri kapasitas yang tersedia yakni 28 mega watt. Sementara untuk pemakaian yang ada, hanya terhitung 19 mega watt. “Jadi di BMR sendiri surplus 9 mega watt. Makanya kalau dilihat kapasitas di BMR semestinya tak ada pemadaman listrik,” tambah Irawan.
Untuk pembangkit listrik yang ada Lobong lanjut Irawan, sangat maksimal. Bahkan bisa berbagi kapasitas di beberapa daerah lainnya.
Cuman sayangnya, dengan adanya gangguan serta kerusakan mesin, sehingga harus dibagi ke daerah lain.
Namun kebijakan interkoneksi yang dilakukan pihak Suluttenggo, dinilai merugikan warga di BMR. Di mana, aksi pemadaman listrik yang yang tiada menentu, sangat berdampak bagi dunia usaha, aktivitas pemerintahan di BMR. (Has)
Kalo surplus hrusnya tdk ada pmadaman,ksh aja 9 lebihnya ke daerah lain,sdh skian lama bru skrg ada prnyataan dri pihak PLN smntra listrik hmpir tiap hri padam,dan lamanya jga tdk tanggung2,sprti td siang padam pagi smpe sore bru dinyalakan lagi,pdhal malamnya sdh pdam lebih dri 4 jam,kmi msyakt sngt2 dirugikan dgn kbijakan ini