TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU— Sejumlah kepala desa dan lurah yang ada di Kotamobagu mengeluhkan masih minimnya armada sampah yang disiapkan Pemkot Kotamobagu. bahkan minimnya armada sampah berdampak pada penagihan retribusi bagi warga yang tinggal di lorong.
Hal tersebut terungkap saat rapat bersama Kades dan Lurah yang digelar di kantor Badan Lingkungan Hidup (BLH) Senin 30 Januari 2017. Menurut sejumlah Kades, warga mengeluhkan karena kebanyakan sampah yang berada di lorong tidak diangkat.
“Inilah kendala, kenapa kami tidak memungugt retribusi sampah bagi warga yang tinggal di lorong. Karena kebanyakan sampah hanya ada di jelan depan saja,” kata sejumlah Kades saat rapat bersama BLH.
Kendala para Kades dan Lurah tidak menagih retribusi sampah, karena masyarakat mengaku tidak terlayani secara langsung oleh truk pengangkut sampah, tambah Kades Kobo Kecil Refli Ginintu.
Kepala BLH Kotamobagu Alex Saranaung mengaku saat ini pihaknya kekurangan armada untuk mencakup sampai ke lorong yang ada disetiap kelurahan dan desa. Namun, saat ini untuk memaksimalkan hal tersebut, pihaknya sudah turunkan lima orang tim pemantau di lapangan yang akan melihat di mana titik yang sebelumnya tidak terjangkau.
“Untuk penanguhan retribusi sampah, saat ini memang sudah menjadi tugas dari lurah dan kades sebab sudah diatur oleh Perda,” kata Alex.
Namun untuk warga yang tidak terlayani, masih diberikan konpensasi. Asisten II Pemkot Kotamobagu Gunawan Damopolii mengatakan, saat ini pemerintah kota sedang memaksimalkan agar seluruh warga Kotamobagu terlayani dengan baik. Saat ini jam kerja pengangkut sampah sudah ditambah menjadi 8 jam perhari. Ia juga menghimbau kepada Kades dan lurah jika ada keluhan apapun segera dilaporkan ke dinas terkait agar segera direalisasikan.
“Kebersihan merupakan tanggungjawab bersama. Retribusi demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Gunawan.
Penulis: Nanang