TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Hasil monitoring Panitia Khusus (Pansus) LKPJ DPRD Kotamobagu dua hari, menemukan sejumlah kejanggalan serta keluhan atas pelaksanaan proyek yang dilaksanakan pada 2016 lalu. Dari beberapa lokasi proyek yang dikunjungi yakni proyek pembangunan tower Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang berada di Kelurahan Pobundayan dan proyek air bersih.
Anggota Pansus LKPJ Ishak Sugeha menjelaskan, dari hasil monitoring yang dilakukan di lokasi proyek pembangunan tower RSUD, diharaokan perlu ditangani secara serius. Ia menjelaskan, dimana kolom balok utama dan balok utama kedudukan posisi kontruksi kurang sesuai.
“Yang kita lihat, kedudukan posisi balok utama dan kolom balok tidak sesuai. Ini perlu penanganan serius oleh pemerintah,” kata Ishak.
Yang disesalkan saat Pansus lakukan kunjungan ke lokasi proyek kata Ishak, tidak ada konsultas dan PPK berada di lokasi. Padahal honor biaya konsultan sangat mahal. “Harusnya, saat kita lakukan monitoring Konsultan dan PPK berada di lokasi agar bisa menjelaskan soal kejanggalan yang kita temui,” tutur anggota komisi II DPRD Kotamobagu ini.
Selain itu Pansus akan meminta dokumen kontrak pelaksanaan kegiatan 2017. Alasannya lanjut Ishak, saat ini pelaksanaan kegiatan sedang berjalan. “Kami sudah meminta dokumen kontrak tapi tidak mampu diperlihatkan pihak pelaksana,” papar Ishak.
Dari hasil monitoring yang dilakukan, Pansus meminta pekerjaan yang sedang berlangsung untuk segera dihentikan. Sebab selain tidak memiliki papan proyek, ada kejanggalan secara teknis yang ditemukan dalam proyek tersebut.
Dari kejanggalan lain, pelaksanaan proyek tidak diawasi secara ketat oleh PPK. Pansus berharap pemerintah untuk lebih serus dalam pelaksanaan proyek tersebut, tegasnya.
Di tempat lain proyek air bersih dibeberapa desa dan kelurahan yang dibangun pada 2016 juga menjadi keluhan warga. Dari 3.700 sambungan yang tersedia , baru kurang lebih 400 sambungan yang maksimal. Dengan tidak maksimalnya pengelolaan UPTD air minum, berdampak pada PAD yang ada, katanya.
Proyek air bersih yang ada dibeberapa titik seperti Pontondon, Kobo Kecil, Bilalang I, belum secara total dilakukan. Ishak mencotohkan, di Desa Kobo Kecil, banyak keluhan warga atas belum terpasangnya sambungan pipa. Sebab air yang akan digunakan warga masih tercampur material.
“Ternayat UPTD air bersih belum dikelolah secara maksimalkan. SDM pengelolah masih minim. Ini yang kami harapka agar Walikota untuk menempatkan orang yang lebih professional,” tutunya.
Penulis: Nanang
Editor: Hasdy