TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai dirasakan warga di Bolmong Raya khususnya di Kota Kotamobagu. Sejak hampir satu pekan terakhir, terjadi krisis BBM yang mengakibatkan terjadi antrian disejumlah SPBU.
Bahkan disejumlah depot pengisian BBM, terjadi kekosongan. Hanya beberapa depot yang menyimpan stok bensin yang menjual. Itupun dengan harga tinggi.
Sandy warga Sinindian misalnya, dia mengaku mendapatkan bensin, setelah empat jam mencari di sejumlah depot yang biasa menjual BBM.
“ Dapatnya disalah depot di Mongkonai. Harganya 35 ribu perliter. Itupun hanya satu liter yang didapat,” kata Sandy.
Untuk mengantri di SPBU kata Sandy, sudah tak memungkinkan lagi. Sebab jarak antrian kendaraan sudah capai dua kilo meter. Sementara di Depot lainnya harga Bensin perliter dijual seharga 20 ribu perliter. Renza misalnya, dia mengaku membeli bensin di Depot Pontodon. itupun hanya satu liter yang didapat, kata Ranza.
Krisis BBM juga berdampak hingga kenaikan tarif becak motor (Bentor). Para sopir Bentor mengaku terpaksa menaikan harga tarif hampir dua kali lipat karena sulitnya mendaptkan BBM.
Kabag Ekonomi Pemkot Kotamobagu Ham Rumoroy mengatakan, pihaknya sudah menyurat ke pihak SPBU untuk tidak lagi menjual BBM ke pembeli eceran. Surat yang dilayangkan itu untuk mengantisipasi kebutuhan BBM di kendaraan yang ada, kata Ham.
Untuk stok BBM jenis Premium dan Solar di Kotamobagu, berkurang 16 ribu liter. Ini setelah satu SPBU di Matali di hentikan sementara oleh pihak Pertamina.
Dia juga meminta kepada pihak SPBU Pertamina, agar jatah 16 ribu liter yang merupakan jatah SPBU Matali untuk dibagi ke SPBU yang lain di Kotamobagu. Untuk jatah BBM jenis premium di Kotamobagu untuk tiga SPBU yakni 32 kilo liter. Sedangkan BBM jenis solar berjumlah 28 kilo liter. (Has)