TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU — Dalam konteks ekonomi yang berbasis pedesaan, salah satu gerakan ekonomi kreatif adalah gerakan ‘satu desa satu produk’ atau one village one product (OVOP).
Gerakan OVOP telah menarik perhatian pemerintah Kota Kotamobagu dengan sasaran desa yang berpenghasilan rendah. Gerakan ini merekomendasikan penduduk yang tinggal di desa untuk menggunakan sumber daya lokal yang diproses dan dikemas sedemikian rupa agar bisa dibawa dan bersaing di pasar.
Produk-produk yang dihasilkan memiliki nilai tambah tinggi disertai dengan adanya jaminan atas penjualan dan pengembangan sumber daya manusia.
Jika diperhatikan secara seksama gagasan program OVOP akan berhasil seiring komitmen pemerintah untuk mendorong potensi lokal yang berbasis budaya.
Seperti produk home industry Dodol kacang yang ada di Desa Kopandakan Kecamatan Kotamobagu Selatan. Produk Dodol kacang ini tembus hingga Eropa.
Konsep OVOP dan Ekonomi Kreatif menempatkan pembangunan dan pengembangan SDM sebagai faktor penting. Sasaran yang dituju OVOP adalah produk lokal yang berorientasi global dengan pendekatan komunal.
Home industri dodol kacang buatan Hasniati Tungkagi, sampai Eropa.
Salah satunya adalah Hasniati yang merupakan pemilik Industri rumah tangga yang dijalankan hampir 10 tahun. Produknya tembus sampai di negara model Perancis.
Saat ditemui, Hasniati sedang sibuk mengolah Dodol kacang. Mulai dipaking satu persatu dan diberi merek Kube Mopira Kopandakan Satu. Nama itu sesuai dengan nama usaha serta tempat tinggal dari pembuatnya.
Kemasan dodol kacang Kube Mopira buatan Hasniati sederhana dan biasa, namun rasanya luar biasa.
Menurut Hasniati, dodol kacang ini tiap tahun selalu dipesan saudaranya yang menikah dengan warga Perancis. Pesanan biasanya mendekati Idul Fitri.
Dodol ini biasanya dikirim lewat jasa pengiriman, namun karena ongkosnya mahal, maka dihentikan. Tapi tiap satu tahun sekali saudara selalu datang.
Bukan hanya di luar negeri. Hasniati menjelaskan bahwa produk Dodol Kacang tembs hingga pulau Jawa. Walaupun pasaran masih di lingkungan keluarga, tapi mereka memesannya hampir tiap bulan.
Harga dodol kacang Rp10.000 perpaket, dengan isi 12. Dodol ini bisa bertahan sampai satu bulan.
Permintaan dodol kacang tinggi, satu minggu sebelum Idul Fitri, pesanan bisa sampai 200 bungkus paket.
Kata Hasniati, untuk hari biasa pesanan dodol 20-30 bungkus, jadi perhari mengolah 3-6 kilogram dodol kacang. Bahan utamanya gula merah dan kacang. Pekerjaan dibantu oleh kedua anak perempuannya.
Penulis: Hasdy