TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU– Pemerintah Kotamobagu melalui dnas kesehatan (Dinkes) terus mensosialisasikan dampak buruk akan penyakit “Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender” atau lebih dikenal LGBT. Dinkes Kotamobagu menyatakan LGBT termasuk pemicu terjadinya penyakit HIV AIDS.
“Hampir 60% penderita HIV AIDS adalah yang berstatus LGBT. Sebab penyakit ini dimulai dari bebas melakukan apa saja yang dia mau. Seperti melakukan hubungan badan sesama jenis, mengkonsumsi narkoba atau menyuntikan jarum secara bergantian, ” ujar Dahlan Mokodompit, Kepala Bidang Promosi Kesehatan dinkes Kotamobagu Jumta (4/3).
Dahlan mengatakan, pengaruh LGBT terhadap masalah kesehatan sangat beresiko tinggi. Pasalnya penyakit kelainan seksual tersebut cepat menyebar sangat cepat.
“Di Kotamobagu kami deteksi memang sudah sangat banyak penyakit kelainan seksual ini, dan kebanyakan dialami oleh para anak muda,” kata Dahlan.
Pemerintah terus berupaya untuk mensosialisasikan dampak buruk tentang penyakit LGBT terhadap masyarakat Kotamobagu. Dahlan berharap, LGBT bukan hanya menjadi tanggungjawab dinas kesehatan, akan tetapi sangat penting peran orang tua.
“Kami terus melakukan himbauan juga sosialisasi kesehatan bagi seluruh warga terutama orang tua agar anak mereka selalu dikontrol. Sebab penyakit LGBT ini sangat berbahaya yang nanti bisa memicu terjadinya HIV AIDS,” tambahnya.
Ditambahkannya, Dinkes tak hanya melakukan sosialisasi terhadap LGBT, namun juga penggunaan komix yang berlebihan. Terutama di daerah persinggahan kendaraan. Karena LGBT mempunyai penyakit yang banyak yang akan menjangkiti orang lain. Juga ada edaran untuk penjualan komix ke apotek, toko obat dan warung terutama warung tidak boleh menjual komix lebih dari tiga saset, kalau kedapatan akan diberikan sangsi tegas oleh pemerintah,” tegasnya. (Rez)