TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU – Untuk mengetahui kondisi fasilitas sanitasi dan higiene pada skala rumah tangga di Kota Kotamobagu, dalam waktu dekat ini Dinas Kesehatan (Dinkes) akan melakukan studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau survei partisipatif terhadap sanitasi dan higiene di desa dan kelurahan.
“Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat. Sehingga dalam waktu dekat ini kita akan berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Bappeda untuk melakukan studi EHRA,” ujar Kepala Bidang Penyehatan dan Penyelamatan Lingkungan Dahlan Mokodompit, Rabu (23/3).
Lebih lanjut ia mengatakan tidak tersedianya data mengenai sanitasi dan higiene di tingkatan desa dan kelurahan sehingga studi EHRA ini sangatlah penting untuk dijalankan.
Selain itu juga studi EHRA memiliki kegunaan diantaranya mendapatkan gambaran dan informasi tentang kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku higiene yang beresiko terhadap kesehatan, advokasi kepada masyarakat tentang pentingnya layanan sanitasi dan pembalajaran bersama dalam melakukan survei penilaian resiko kesehatan lingkungan.
Sementara itu yang menjadi fokus studi EHRA adalah fasilitas sanitasi yang meliputi sumber air minum, layanan pembuangan sampah, jamban, dan saluran pembuangan air limbah, serta perilaku yang terkait dengan higiene dan sanitasi dengan mengacu pada Sanitasi Total Berasis Masyarakat (STBM) stop buang air besar sembaranga, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan higinitas makanan serta pengelolaan sampah di bidang rumah tangga. (epi/ryo)