TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU – Pemkot Kotamobagu melalui Dinas Pertanian akan kembangkan tanaman buah Labu Kuning atau Labu Brasil. Hal itu dikatakan Kadis Pertanian dan Peternakan Kotamobagu Muljadi Suratenojo.
“Kami mencoba untuk mengembangkan buah labu kuning atau Labu Brasil, karena bentuknya yang unik dan belum banyak ditanam petani sehingga sangat menarik,” kata Muljadi saat mengunjungi lokasi pertanian Kelurahan Genggulan Kecamatan Kotamobagu Utara Selasa (3/7/2018).
Muljadi mengatakan, keunikan dari buah labu Brasil itu berbentuk bulat dengan ukuran kecil berbedah dengan Labu biasa.
Labu kuning sesuai namanya, berwarna kuning dan sedikit orange seperti buah jeruk. Ukuran buahnya tidak terlalu besar, seperti ukuran labu pada umumnya. Buah ini sangat menyegarkan dan punya manfaat bagi kesehatan.
“Manfaat dan kandungan gizinya lengkap untuk kesehatan. Buah ini mengandung lemak, protein, kalori, serta beberapa kandungan vitamin dan masih banyak gizi lainnya,” kata Muljadi.
Buah Labu ini kata Muljadi merupakan percontohan yang dikembamgkan kelompok pertanian di Kelurahan Genggulang. Rencananya akan dikembangkan 33 desa dan kelurahan yang ada di Kota Kotambagu.
Darwis Ibrahim salah satu petani yang berhasil mengembangkan tanamam Labu ini mengatakan, tanaman ini ditanam di lahan seluas satu hektare. Menurutnya uji coba yang dilakukan berhasil dan memberikan contoh kepada para petani.
Labu Brasil atau yang biasa disebut Golden Mama ternyata bisa tubuh di Kota Kotambagu.
Menurut Darwis, Labu Brasil ini memiliki keunikan karena ukuran kecil berbeda dengan Labu biasa. Dia menjelaskan, cara tanamnya juga berbeda. Tumbuhan ini terlebih dahulu disemai.
“Setelah Sembilan hari, kemudian dipindahkan ke lahan lebih besar. Seminggu sekali diberi pupuk, dan satu bulan setengah tanaman ini sudah bisa panan secara bertahap,” tandasnya.
Kunjungan ke lokasi pertanian Holtukultura itu, tampak Calon Wakil Walikota Kotamobagu Nayodo Koerniawan juga hadir dan memberikan dukungan.
Nayodo menjelaskan dia hadir di sana karena diundang oleh dinas pertanian. Sebagai petani kata dia, tentu sangat berharap hasil produksi pertanian akan mampu mendongkrak ekonomi.
“Saran saya saat berada di lokasi, sebaiknya agar hasil pertanian tidak hanya mentok di jual ke pasar. Akan tetapi, ada solusi. Misalnya buah Labu itu dibuat keripik atau makanan ringan lainnya,” ujar Nayodo.
Petani Pepaya California ini mengakui memang buah Labu Brasil di Kota Kotamobagu masih sangat langkah. Akan tetapi jika dilihat dari pasar yang ada, tidak akan seimbang dengan hasil buat petani. Biasanya buah Labu biasa dengan ukuran besar itu hanya dijual 20 ribu rupiah di pasar. Sebab kebanyakan buah Labu hanya dijadikan sebagai sayur.
“Insha Allah ke depan akan dipikirkan agar tidak hanya di jual di pasar saja. Akan tetapi bisa dijadikan makanan ringan semisal kripik,” tandasnya.
Penulis: Hasdy