TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU – Sedikitnya 200 ibu rumah tangga ikut dalam bimbingan manajemen usaha dalam mengelola usaha melalui pelatihan ekonomi kreatif yang digelar Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kota Kotamobagu Senin (12/2).
Bimtek yang dibuka Walikota Kotamobagu Tatong Bara itu, selain mendapat pelatihan dari instruktur, juga mendapat bantuan peralatan usaha.
Kepala Dinas P3A Sitti Rafiqa Bora mengatakan, bimbingan manajemen usaha bagi perempuan dalam mengelola usaha melalui pelatihan ekonomi kreatif ini, guna untuk mendorong agar para ibu lebih kreatif dalam mengelolah usaha terlebih mengelolah bahan daur ulang untuk dipasarkan.
Para kelompok usaha dibidang produksi kue misalnya, selain mendapat bimbingan dan pelatihan, juga mendapat bantuan peralatan. Begitu juga dengan kelompok usaha yang bergerak dibidang daur ulang.
“Jadi kegiatan ini dikhususkan untuk ibu rumah tangga yang menjadi kepala keluarga. Mereka diberdayakan bantuan dan pelatihan,” kata Rafiqa.
Bimtek dan pelatihan ini menghadirkan instruktur berpengalaman dan pernah menjadapat juara di Dekranas tingkat Nasional.
Mereka mendapat pelatihan soal cara mendaur ulang bahan yang akan diproduksikan untuk dipasarkan.
“Jadi bantuan yang diberikan ini sesuai dengan bidang masing-masing. Kalau untuk kelompok pembuat kue mendapat pelatihan cara dan bahan yang cocok untuk dipilih dalam produksi kue. Bahkan diberikan peralatan bantuan,” jelasnya.
Walikota Kotamobagu Tatong Bara pada pembukaan Bimtek dan pelatihan mengatakan, perlu diberikan kesempatan kepada perempuan agar dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam. Hal itu untuk menumbuh kembangkan kemandirian serta kesetaraan di dalam berwirausaha.
“Dengan diadakannya bimbingan manajemen usaha bagi perempuan dalam mengelola usaha maka dapat mengentas kemiskinan dan dapat meningkatkan pendapatan keluarga,” kata Tatong.
Ia juga menambahkan, usaha ekonomi produktif yang terus tumbuh, khususnya yang dikelola oleh kaum perempuan menandakan semakin besarnya insiatif, kepedulian dan tanggung jawab dari setiap masyarakat, agar upaya dalam perbaikan derajat kehidupan semakin meningkat.
“Karena itu dengan mengikuti bimbingan ini, pelaku usaha kecil dapat memiliki kemampuan berwawasan lebih dalam pengelolaan, sehingga hasilnya nanti dapat memberikan manfaat bagi daerah ini lagar lebih maju dari pada daerah-daerah lain,” ujarnya.
Dari 200 perserta perempuan yang tersebar di 33 kelurahan dan desa, rata-rata mereka merupakan menjadi tulang punggung keluarga.
“Mereka yang dihadirkan ini, rata-rata adalah motor penggerak ekonomi keluraga. Ada suaminya sudah tidak bisa mencari nafkah lagi, atau sudah janda” tandasnya. (**)