TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU – Sejumlah mahasiswa dan staf yang ada di Kampus Universitas Dumoga Kotamobagu (UDK) menilai, ada sikap pembiaran yang dilakukan pengurus yayasan dan pihak Rektorat UDK.
Menurut mereka pasca aksi demo yang dilakukan Selasa (27/11), hingga kini pihak pengurus yayasan dan rektorat enggan bertemu untuk membahas apa yang menjadi tuntutan dan keluhan mereka.
Staf UDK Fahmi Damogalad mengatakan, hingga kini rektor belum memberikan keterangan dengan cara tatap muka dengan mereka.
“Harusnya pihak rektorat dan pengurus yayasan menemui kami di kampus. Tapi hingga kini mereka terkesan lepas tangan,” ucap Fahmi kepada wartawan Jumat (30/11/2018).
Ada beberapa tuntutan aksi demo puluhan mahasiswa dan para dosen di Kampus UDK itu. Para mahasiswa menuntut, agar pihak rektorat mengurangi uang SPP mereka. Mereka menilai 2.5 juta SPP ditambah dengan 50 ribu per SKS sangat membebani dan tidak sebanding dengan fasilitas yang mereka terima.
Selain itu tunturan pada staf, agar gaji mereka dinaikkan. Sebab selama ini mereka hanya diberi gaji 500 ribu.
Yang lebih disesalkan, kendati sudah melakukan penyegelan ruang kelas, namun pihak rektorat enggan memberikan penjelasan soal janji mereka.
“Yang menjadi aneh, SPP 2.5 juta setiap mahasiswa, tapi gaji kami hanya 500 ribu,” ujarnya.
Enggan bertemu dan memberikan penjelasan, menjadi kecurigaan mereka. Sebab bisa jadi ada masalah pengelolaan keuangan di Kampus UDK.
Hingga kini Rekror UDK Erna Manoppo belum memberikan keterngan terkait masalah ini. Beberapa kali dihubung melalui telepon selulernya tidak diangkat.
Penulis: Hasdy