TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU – Merebaknya wabah virus Anthrax di Gorontalo yang menyerang sapi di daerah tersebut, membuat satu warga yang positif terkena virus ini. Untuk mengantisipasi masuknya virus Anthrax dari luar, Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Kotamobagu melakukan antisipasi masuknya sapi dari luar.
Menurut Kepala Bidang Peternakan, Dinaspertanak Kotamobagu Abdul Manaf Pudul, Dispertanak Kotamobagu telah melakukan pembahasan hal tersebut dengan Dispertanak Provinsi Sulut.
“Kemarin Kotamobagu dan beberapa daerah di Bolaang Mongondow, khususnya di perbatasan Gorontalo yakni Bolsel dan Bolmut, telah menentukan pos penjagaan hewan ternak untuk mengantisipasi masuknya sapi dari Provinsi Gorontalo,” kata Pudul.
Tak hanya menentukan pos penjagaan, pihak Provinsi juga langsung bekerja sama dengan Kepolisian Daerah (Polda) Sulut untuk melakukan penjagaan.
“Jadi di setiap titik masuk, ada pihak kepolisian yang melakukan penjagaan, sehingga potensi masuknya hewan khususunya sapi ke daerah Bolmong itu bisa diantisipasi,” paparnya.
Meskipun, penjagaan terus diperketat, tapi menurut Pudul, pihaknya terus meningkatkan kewaspadaan agar tidak terjadi kecolongan.
“Kami pun sudah melakukan sosialisasi kepada para peternak sapi hingga pedagang untuk tidak menerima ternak Sapi dari Gorontalo. Dan beruntung, imbauan tersebut disambut positif oleh para peternak dan pedagang sapi,” bebernya.
Dispertanak Kotamobagu katanta juga telah berkoordinasi dengan Balai Besar Veteriner (BBVET) Maros untuk melakukan vaksinasi kepada setiap ternak yang ada di Kotamobagu.
“Nantinya dari BBVET Maros yang akan melakukan pengambilan sampel dan pemberian vaksi kepada setiap ternak untuk mengantisipasi penyebaran virus yang dapat mematikan ini,” jelasnya.
Untuk Kota Kotamobagu sendiri jumlah kebutuhan sapi yang dipotong dalam setiap hari sekitar 8 ekor.
“Jadi dalam setahun ada sekitar 2.920 ekor sapi yang dipotong, ditambah 280 ekor saat proses Qurban dan 200 ekor sapi di setiap hajatan. Sehingga total keseluruhan sapi yang dipotong kurang lebih ada 3 ribu ekor lebih,” beberanya.
Dari banyaknya sapi yang dipotong dalam setiap tahunnya, tidak ada yang berasal dari Provinsi Gorontalo. Sehingga masyarakat tidak perlu mengkuatirkan keberadaan sapi yang beredar di pasaran.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotamobagu, Abdul Haris Mongilong, mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terkait bahaya virus Anthrax. “Anthrax adalah penyakit menular akut yang sangat mematikan, Penyebabnya oleh bakteri bacillus antrakcis. Penyakit ini ditularkan dari hewan ke manusia,” kata Haris.
Ia mengatakan, ada beberapa jenis penyakit Anthrax, salah satunya Anthrax kulit, Anthrax saluran cerna, Anthrax paru dan Anthrax meningitis.
“Untuk gejala pada manusia yang terkena Anthrax yakni sering mual, muntah, mengeluarkan darah, pusing dan BAB berwarna hitam,” jelas Haris.(**)