TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU — Sejumlah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Widya Dharma Kotamobagu terpaksa membongkar paksa jalan masuk kampus Senin (12/1/2015) sekitar pukul 09.00 pagi. Pembongkaran pintu yang dibuat dari atap sen itu, menyusul ditutupnya akses masuk ke kampus yang mengaku pemilik lahan Hanafi Sako dengan pengurus yayasan Kabela.
Usai membongkar pintu, para mahasiswa dikumpul selanjutnya mendengar arahan dari pimpinan STIE Farida Lasabuda, agar mahasiswa tetap mengikuti aktivitas akademik.
“Kewajiban kami adalah bagaimana anak-anak harus mendapat pendidikan,” kata Farida.
Dia mengatakan, ini belum bisa disimpulkan kalau siapa yang berhak atas tanah dan bangunan ini. Sebab belum ada putusan pengadilan. Kisruh ini terjadi antara pihak yayasan Kabela dengan pihak Hanafi Sako, dipicu lantaran Hanafi Sako yang pada sejak 2005-2012 tidak pernah mempertanggung jawabkan soal dana yang masuk ke kampus. Baik dari para Mahasiswa maupun sumbangan dari pemerintah.
“Ini juga yang kita pertanyakan. Kalau mau klaim bangunan ini miliknya, itu tidak bisa. Sebab banyak juga dana masuk dari Mahasiswa, serta pemerintah lewat sumbangan,” kata Farida yang didampingi Ketua Yayasan Kabela Deysi Lasabuda.
Namun pihak keluarga Hanafi lewat kuasa hukum Verry Satria Dilapanga mengatakan, justu pihak yayasan yang tidak koperatif. Beberapa kali diminta komunikasi malah menghindar. Surat yang beberapa dikirim juga tak digubris.
“Klien kami sudah beberapa kali mengirim surat dengan maksud untuk membicarakan solusi, tapi tak gubris. Cara negosisasi yang dilakukan kami rasa sudah cukup. Makanya, karena sudah beberapa cara sudah dilakukan dan tidak diindahkan, maka klien kami ambil langkah untuk menutup jalam masuk kampus. Kan biar pengadilan yang akan memutuskan,” kata Verry saat diwawancarai wartawan saat berada di kampus Senin (11/1/2015).
Dia mengatakan, kalau rencananya, bangunan ini akan segera digunakan pihak keluarga Sako. Namun belum pasti apakah akan bergerak dibidang pendidikan atau tidak.(Has)