TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Bentor kendaraan alternatif warga Kotamobagu ternyata jadi salah satu penilaian tim penilai dari Wahana Tata Nugraha (WTN) Kementerian Perhubungan RI saat lakukan penilaian di Kotamobagu. Selama dua hari lakukan penilain, ternyata bentor dinilai merupakan angkutan yang tidak menjamin keselamatan bagi para penumpang.
Hal itu dikatakan ketua tim penilai WTN Felix Iriantomo saat lakukan pemaparan di rumah jabtan wali kota Selasa (5/5/2015). Saat memberikan pemaparan, Kepala Seksi Angkutan Perkotaan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI ini mengatakan, bahawa angkutan Bentor tak resmi serta tak memberikan jaminan bagi penumpang.
“Angkutan jenis bentor merupakan angkutan yang tidak resmi. Selain tidak resmi sangat tidak menjamin keselamat bagi para penumpang,” kata Felix saat memberikan pemaparan.
Dia mengatakan, saat lakukan penilaian, mereka melihat banyak sekali bentor yang beroperasi. Tapi kenyataan kendaraan itu tidak resmi. Dikatakannya, selain tidak membayar pajak, banyak kekurangan lainnya daripada bentor.
“Coba lihat, remnya saja hanya di belakang. Bentor juga tidak ada asuransi. Jika terjadi kecelakaan, penumpang yang dirugikan. Bentor juga masih menggunakan STNK motor. Ini becak nempel di motor,” tambah dia lagi.
Menurutnya, angkutan yang seperti ini seharusnya penumpang berada dibelakang. Itu yang resmi sesuai SK Dirjen Nomor 8.
Ditambahkannya, dari data dinas perhubungan Kotamobagu jumlah bentor ada 1000 lebih. Jumlah tersebut menurut Felix sudah terlalu banyak. Sementara untuk angkutan kota tidak ada.
“Ini bakal menyulitkan bagi pemerintah kota untuk melakukan penertiban. Kami sangat berharap Kotamobagu ada angkutan kota. Percuma dibuat Halte sementara tidak difungsikan,” pungkasnya.
Terpisah Kadis Perhubungan Kotamobagu Agung Adaty mengatakan, jika sudah menerima catatan dari tim WTN. Akan tetapi menurutnya tidak serta merta dihapuskan. Ini akan berdampak bagi para warga. Sebab Bentor merupakan kendaraan alternatif bagi warga bahkan kendaraan mata pencaharian untuk ribuan warga.
“Yang pasti semua catatan sudah kita terima sambil menungguh desain yang akan diberikan pihak kementrian perhubungan. Makanya kita juga buka ruang bagi warga untuk mengoperasikan angkutan kota. Agar warga bisa memilih angkutan,” kata Agung. (Has)