TOTABUAN. CO KOTAMOBAGU – Kasus ayam yang mati mendadak di wilayah Kotamobagu sudah semakin meluas. Setelah sebelumnya terjadi kasus di Kelurahan Kotamobagu Kecamatan Kotamobagu Barat, kali ini sudah meluas di Kelurahan Motoboi Kecil, Kecamatan Kotamobagu Selatan dan Kelurahan Biga, Kecamatan Kotamobagu Utara.
Selang seminggu ini, di dua kelurahan ditemukan kasus puluhan ayam mati mendadak, kaya Amir Halatan, warga Kelurahan Biga. “Sudah 50 ekor ayam yang dia pelihara tiba-tiba mati mendadak,” kata Amir Selasa (25/06). Dia mengaku sudah melakukan upaya pencegahan dengan memberi vaksin agar ayam yang lainnya tidak ikut terserang virus namun tetap saja mati, tambah Amir.
Akibatnya, Amir mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 25 juta. “Harga jantan memang bervariasi dari Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta,” tandasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Perikanan Peternakan Perkebunan dan Kehutanan (DP4K) Kotamobagu, Hardi Mokodompit, mengaku belum menerima informasi soal kasus yang terjadi di beberapa kelurahan. Diakuinya, empat hari lalu puluhan ayam di Kelurahan Poyowa Kecil juga mati mendadak. Namun belum diketahui penyebab matinya ayam itu.
“Mereka baru melaporkan setelah ayam itu dibakar dan dikubur. Jadi kami tidak bisa mengetahui penyebabnya. Namun, kami telah memberikan vaksin disinfektan untuk di tempat kejadian untuk mencegah meluasnya virus itu,” katanya.
Diketahui, dua pekan lalu DP4K Kotamobagu menemukan virus flu burung di Sampana, Kelurahan Kotamobagu. Untuk mengantisipasi meluasnya virus mematikan ini, Hardi mengaku telah berkoodinasi dengan seluruh kepala kecamatan se-Kotamobagu. Seluruh camat termasuk lurah dan sangadi diharapkan untuk segera melaporkan jika mendapati ayam yang mati mendadak.
Unggas dari luar daerah diizinkan masuk ke Kotamobagu jika mengantongi surat bebas flu burung dari instansi terkait, di mana, unggas itu berasal. “Ini sebagai bentuk antisipasi pemerintah daerah untuk mencegah masuknya virus flu burung dari daerah lain,” tandas Hardi.(Has)