TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU —Belakangan ini, warganet Kotamobagu pasti nggak asing lagi dengan tempat nongkrong kece yang satu ini Selevel Resto & Cafe. Interiornya cakep, suasananya cozy, dan pastinya cocok buat yang doyan update story dengan caption aesthetic. Terletak di Jalan Veteran, Kelurahan Motoboi Kecil, tempat ini jadi spot andalan anak-anak nongkrong, work from cafe, atau sekadar hunting foto cantik.
Tapi di balik vibe yang selevel banget itu, ternyata ada cerita yang lagi nggak selevel setidaknya menurut warga dan pemerintah setempat.
Nongkrong Iya, Lapor Nggak?
Masalahnya muncul ketika diketahui bahwa Selevel Resto & Cafe ternyata belum mengurus surat izin usaha resmi (SKU) dan nggak pernah lapor keberadaan usahanya ke RT/RW maupun Kelurahan. Hah, serius?
Dikonfirmasi langsung oleh Lurah Motoboi Kecil, Rutman Lantong. Menurut beliau, semua pelaku usaha, dari yang jualan kecil-kecilan sampai yang buka tempat usaha besar, wajib banget melapor.
“Bahkan pedagang kaki lima aja lapor kok. Kami keluarkan surat keterangan usaha tanpa biaya alias gratis,” ujar Rutman.
“Tapi kalau Selevel, sama sekali nggak pernah ada laporan.”
Ada Adat yang Dijaga!
Kotamobagu dan masyarakat Bolaang Mongondow sangat menjunjung tinggi adat istiadat. Salah satunya adalah prinsip “bobahasaan” sebuah nilai kesopanan dan tata krama sosial, termasuk soal izin usaha.
Jadi, lapor ke pemerintah setempat itu bukan sekadar formalitas. Tapi bentuk penghormatan terhadap lingkungan sekitar dan budaya yang sudah lama hidup.
“Setidaknya datang dan sampaikan. Kalau nanti ada masalah, bisa diselesaikan baik-baik. Tapi jangan tunggu ribut dulu baru datang ke kantor kelurahan,” kata Rutman lagi.
Belum cukup dengan soal izin, muncul pula cerita lain yang bikin nama Selevel makin ramai dibicarakan. Kabarnya, ada pelanggan berinisial ME alias Mon yang merasa diperlakukan nggak menyenangkan oleh sang owner. Meski belum jelas duduk perkaranya, cerita ini makin menyulut reaksi publik apalagi kalau soal pelayanan pelanggan, netizen +62 memang paling peka.
Selevel boleh jadi tempat hits di Kotamobagu. Tapi, jadi viral di media sosial nggak bisa jadi alasan untuk cuek soal aturan lokal. Apalagi ini soal izin usaha dan budaya lokal yang udah jadi bagian penting dari kehidupan masyarakat.
Usaha yang keren itu nggak cuma yang estetik dan ramai pengunjung, tapi juga yang punya etika, nurut aturan, dan tahu caranya menghargai lingkungan sekitar.
Akhir kata…
Buka resto? Oke.
Mau hits? Silakan.
Tapi jangan lupa izin dulu, bobahasaan dijaga. Karena di Kotamobagu, yang keren ini bukan cuma tempatnya, tapi juga caranya. (*)