TOTABUAN.CO KOTAMOBAGU—Ratusan anak dari pusat pengembangan anak (PPA) Totabuan menggelar aksi kampanye anti kekerasan Rabu (3/2). Selain meneriakan anti kekerasan, mereka juga membawa spanduk dan stiker yang bertuliskan anti kekerasan yang kerap terjadi pada anak.
Koordinator PPA Totabuan Vonie Sasia mengatakan, aksi ini merupakan program aksi solidaritas yang perlu dikampanyekan agar anak-anak yang ada di Bolmong Raya khususnya di Kotamobagu bebas dari kekerasan.
“Setiap tahun harus ada program kampanye perlindngan anak, juga ada seminar untuk orang tua penjagaan terhadap anak,” kata Vonie.
Aksi ini melibatkan anak usia mulai dari 9 sampai 12 tahun ini kata Vonie, bertujuan untuk menciptakan sebuah gerakan yang menumbuhkan kesadaran dan mendorong tindakan guna mengakhiri kekerasan terhadap anak.
“Semakin banyak yang menjaga semakin jauh kekerasan dari mereka (anak-anak),” yang berangkat dari tradisi Gotong Royong di Indonesia.
Gerakan ini dimana masyarakat bisa mendaftar dan berkomitmen untuk melindungi anak dari kekerasan, mendapat informasi tentang ragam kekerasan, dan juga mereka yang menjadi korban bisa terhubung dengan layanan dukungan yang tersedia di penjuru negeri.
“Kini saatnya memperlihatkan yang tidak terlihat. Kini saatnya bertindak. Sudah waktunya untuk menghentikan kekerasan terhadap anak,” tambah Vonie.
Ia menjelaskan, kekerasan terhadap anak adalah krisis senyap di Indonesia dan hanya akan berhenti jika kita semua orang tua, guru, pemuka masyarakat, pemerintah bekerja sama dan melindungi semua anak seperti mereka anak kita sendiri. Jika diperlukan satu desa untuk membesarkan anak, maka diperlukan juga satu desa untuk melindungi anak.
Sebagai bagian dari kampanye, PPA juga menyalurkan informasi bermanfaat tentang sifat dan jenis kekerasan terhadap anak di Indonesia.
Aksi yang dimulai dari kelurahan Kotobangun itu, berakhir di depan bundaran Paris Kotamobagu. (Rez/Has)