TOTABUAN.CO — Lembaga Economist Intelligence Unit (EIU) menobatkan Singapura sebagai kota dengan biaya hidup termahal di dunia. Faktor yang diukur adalah biaya hidup dan ongkos-ongkos kebutuhan sehari-hari, dan pengeluaran para ekspatriat bila sedang mukim di suatu kota.
Seperti dilansir dari Channel News Asia, Selasa (3/3), Singapura dua tahun berturut-turut memperoleh status kota termahal sejagat. Sebelumnya, Ibu Kota Tokyo, Jepang, adalah kota yang biaya hidupnya paling mencekik di dunia.
Jakarta berada di posisi tengah, dengan skor indeks biaya hidup 44,59. Dengan demikian, pengeluaran warga di Ibu Kota di kawasan masih lebih murah dibanding Bandar Seri Begawan (Brunei), Kuala Lumpur (Malaysia), atau Bangkok (Thailand).
Survei EIU mengukur harga 160 barang kebutuhan sehari-hari dan layanan publik, seperti tarif transportasi, listrik, dan sumber daya lainnya. Selanjutnya 133 kota di seluruh dunia diperbandingkan menggunakan basis data tersebut.
Harga barang-barang kebutuhan pokok di Singapura tercatat 11 persen lebih mahal dibanding Kota New York, pusat bisnis Amerika Serikat. Ongkos kepemilikan mobil di negara kota itu pun lebih mahal. “Sehingga ongkos transportasi di Singapura lebih mahal tiga kali lipat dibanding New York,” tulis EIU.
Bersama Ibu Kota Seoul, Korea Selatan, harga baju dan produk fesyen lain di Singapura lebih menguras isi kantong.
Menurut daftar ini, Tokyo malah sudah terlempar dari posisi lima besar kota paling mahal sedunia. Persis di bawah Singapura adalah Ibu Kota Paris Prancis. Berturut-turut selanjutnya adalah Oslo (Norwegia), Zurich (Swiss), dan Sydney (Australia).
Sedangkan untuk kota-kota paling murah biaya hidupnya, mayoritas berasal dari Asia Selatan. Ibu Kota Karachi, Pakistan, dinobatkan EIU sebagai kota termurah sejagat. Disusul berturut-turut Bangalore (India), Caracas (Venezuela), Mumbai (India)m dan Chennai (India).
sumber : merdeka.com