TOTABUAN.CO — Anda yang hobi menonton serial kriminal pasti sering melihat tim forensik kepolisian menyimpulkan apakah pemilik sehelai rambut sudah meninggal atau belum dari adanya “invasi jamur” di rambut tersebut.
Ada kepercayaan bahwa jamur hanya tinggal di rambut orang yang sudah meninggal. Tetapi menurut studi terbaru, jamur tersebut bisa terjadi jika seseorang melakukan kontak dengan tanah, misalnya di taman.
“Pada kenyataannya, orang yang hilang tersebut masih dalam keadaan hidup, meskipun di helaian rambutnya ada infeksi jamur. Tapi itu tidak berarti rambut tidak berguna dalam penyelidikan,” kata pakar biologi forensik Silvana Tridico.
Ia menjelaskan, DNA memang sangat fantastis, tetapi rambut dapat mengungkap sebuah cerita. Bahkan, jika peneliti benar-benar ingin tahu apakah seseorang sudah mati, mereka harus memeriksa post-mortem banding, di mana bakteri muncul di akar rambut.
“Hanya rambut yang mengalami proses perubahan secara tegas setelah kematian,” katanya.
Mitos lain mengenai rambut yang ditemukan Tridica dalam penelitiannya adalah di era awal kehidupan bumi setiap makhluk memiliki rambut merah. Ini karena rambut sering terkena sinara matahari atau pigmen dari lingkungan seperti besi atau tannin sehingga lama kelamaan menjadi kemerahan.
sumber : kompas.com